Pages

Sunday 8 November 2015

ALLAH YANG MENENTUKAN, BILA SAATNYA KAU WUSUL (SAMPAI) KEPADANYA

“Jika engkau yakin bahawa kau hanya akan sampai kepada Allah setelah lenyapnya semua keburukanmu dan sirnanya semua hasratmu, maka engkau selamanya tidak akan sampai kepada-Nya. Tetapi, jika Dia menghendakimu sampai kepada-Nya, Dia akan menutupi sifatmu dengan sifat-sifat-Nya dan watakmu dengan watak-Nya, Dia membuatmu sampai kepada-Nya dengan kebaikan yang diberikan-Nya kepadamu, bukan dengan kebaikan yang kau persembahkan kepada-Nya.”

—Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam.

Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahawa engkau tak akan sampai kepada-Nya sekalipun kau melakukan riyadhah (usaha batin) dan mujahadah berusaha menghilangkan aib dan semua keinginan yang tak layak bagimu, seperti keinginan untuk meraih kekuatan, kehormatan, kekayaan,dan kekuasaan. Itu adalah sifat-sifat inti dan watak yang sudah melekat pada seorang hamba dan tak dapat terlepas darinya.

Wushul (sampai) kepada Allah adalah anugerah-Nya yang diberikan kepadamu, bukan kerana usahamu sendiri.

Hal ini pernah diisyaratkan Allah dalam sebuah hadis Qudsi: “Hamba-hamba-Ku terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah sampai Aku mencintainya. Dan, jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang digunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang digunakan untuk memukul, dan menjadi kakinya yang digunakan untuk berjalan.”

Syekh Asy-Syadzili mengatakan: “Seorang wali tidak pernah sampai (wushul) kepada Allah selama dia memiliki syahwat, keinginan, dan pilihan.

Walaupun Allah sudah memberi jalan baginya, dia tetap tidak akan sampai kepada-Nya. Namun, jika Allah menginginkan untuk mendekatkan hamba itu kepada-Nya, Dialah yang akan mengaturnya, yaitu dengan menampakkan sifat-sifat-Nya yang tinggi dan suci sehingga akan menghilangkan sifat-sifat hamba-Nya yang buruk.

Saat itu, hamba tersebut tidak lagi memiliki keinginan dan pilihan, kecuali yang dipilihkan dan diinginkan Al-Haqq.”

--Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Al-Hikam, dengan syarah oleh Abdullah Asy-Syarqawi

Sumber : Ustaz Iqbal Zain

No comments:

Post a Comment