Pages

Saturday 11 August 2012

NABI YUSUF MASUK PENJARA.

Yusuf masuk penjara bukanlah karena mencuri atau membunuh, tetapi kerana desakan dari isteri pembesar yang memelihara dirinya dan kerana doanya sendiri kepada Allah, kerana tidak tahan dia di tengah tengah masyarakat yang selalu menggoda kepadanya. Sungguhpun begitu dalam penjara dia setempat saja dengan orang orang penjara lainnya, yang umumnya terdiri dari kaum perompak dan pembunuh, penjahat-penjahat besar yang kasar dan tak berbudi. Disebabkan pergaulan dengan mereka itu, makin kuatlah imannya, makin tabah hati dan jiwanya, makin banyak rahsia masyarakat dapat diketahuinya, makin besar keagungan Ilahi dapat dirasakannya.

Selama tinggal di dalam penjara itu, waktunya selalu dipergunakan untuk merawat orang-orang yang sakit lemah, memberi nasihat kepada yang bersalah dan berdosa, mengajarkan berbagai bagai ilmu dan hikmat yang suci kepada penjahat penjahat itu, lalu pada suatu hari datanglah kepadanya wahyu yang pertama, menyatakan dia diangkat Tuhan menjadi Nabi dan RasulNya.
Seterima wahyu yang pertama itu segera Nabi Yusuf menjalankan tugas kerasulannya di dalam masyarakat penjara itu dengan menyeru mereka kepada menyembah Allah, menjauhkan kesyirikan dan kejahatan. Dinyatakannya kepada mereka, bahwa dia adalah Nabi dan Rasul Allah yang diberi perintah untuk membawa mereka ke jalan yang benar. Tiba tiba masuklah pula ke dalam penjara itu dua orang pemuda. Yang pertama bekas tukang kebun raja, sedang yang kedua bendahara raja. Setelah lama hidup dalam masyarakat penjara dan merasakan sengsara dan kesusahannya, tiba tiba pada suatu malam kedua pemuda itu bermimpi semacam mimpi yang aneh dan ajaib, sehingga kedua pemuda tadi selalu gelisah sebelum dapat mengetahui akan takwil mimpi mereka masing masing.

Tidak lain yang mereka harapkan untuk mentakwilkannya, selain dari Nabi Yusuf, kerana hanya Yusuf yang paling mereka percayai, pula sudah mereka ketahui, bahwa Yusuf adalah Nabi dan Rasul Allah. Dengan kenabian dan kerasulannya itu, tentu dia mengetahui banyak rahsia yang ajaib ajaib, begitu pun berkenaan dengan takwil mimpi. Pagi pagi benar pemuda itu telah datang menghadap Yusuf. Mula mula berkata tukang kebun raja menceritakan mimpinya:
Saya bermimpi bahawa saya sedang berada dalam sebuah kebun kurma yang sangat lebat buahnya, menghijau warnanya dan seakan akan di tangan saya ini ada sebuah gelas kepunyaan raja; dengan gelas itulah saya memeras buah buah kurma untuk dijadikan air anggur.

Berkata pula orang yang kedua, iaitu bendahara raja: Saya bermimpi bahwa saya membawa sebuah keranjang di atas kepala saya yang penuh dengan bermacam macam roti dan makanan. Tiba tiba terbang melayang di atas kepala saya burung burung helang, lalu menyambar akan semua roti dan makanan itu, dibawanya terbang ke tempat yang sangat jauh. Sebelum menerangkan akan takwil mimpinya kedua pemuda itu, Yusuf mengambil kesempatan dahulu untuk menjalankan dakwahnya terhadap orang banyak dengan berkata: Saya ini adalah Nabi dan Rasul Allah. Saya akan kemukakan takwil mimpi kedua pemuda ini dengan apa yang diwahyukan Allah kepada saya, wahyu yang sudah barang tentu akan kebenarannya. Bukan seperti tukang tukang tenung dan nujum yang hanya mempergunakan pertolongan setan yang menjadi musuh Allah, dan belum tentu ke-benaran terkaan akan tenungannya itu.

Sekarang akan saya terangkan takwil mimpi kedua pemuda ini menurut apa yang diwahyukan Allah kepada saya, yang boleh kamu jadikan bukti atas kebenaran apa yang saya katakan dan ajarkan kepadamu.
Takwil mimpi pemuda pertama, ialah bahawa dia segera akan keluar dari penjara ini dan kembali bekerja sebagai sebelum masuk penjara yaitu menjadi tukang kebun raja. Adapun takwil pemuda yang kedua, ialah bahawa dia akan dihukum salib, bangkainya akan dimakan oleh burung burung.

Kemudian kepada pemuda yang akan keluar dari penjara itu, Nabi Yusuf berpesan, agar disampaikannya kepada raja, bahawa di dalam penjara ini banyak orang yang tak bersalah yang dihukum, hanya dengan tuduhan tuduhan yang tidak benar belaka, agar hal ini mendapat perhatian raja sepenuhnya. Kebenaran takwil mimpi yang diterangkan Nabi Yusuf ini ternyata kemudian dan Nabi Yusuf bertahun tahun lamanya masih tetap meringkuk dalam penjara itu.

YUSUF KELUAR DARI PENJARA.

Raja sendiri akhirnya bermimpi yang sangat aneh pada suatu malam, sehingga raja sendiri gelisah pula, takwil apakah gerangan dari mimpinya yang aneh itu. Lalu dipanggilnya semua orang cerdik pandai, tukang telek dan pembesar pembesar kerajaan. Ditanyakannya kepada mereka itu kalau ada yang tahu akan takwilnya dengan berkata: Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus. Saya lihat pula tujuh tangkai gandum yang subur dan tujuh tangkai pula yang kurus kering.

Tidak seorang juga di antara mereka itu yang dapat mentakwilkan mimpi raja. Mereka mengatakan bahwa itu adalah mimpi perintang tidur saja dan ada pula yang mengatakan pengaruh angan angan sebelum tertidur saja. Masing masing mereka tidak mengetahui akan takwil mimpi itu.

Sungguhpun begitu, raja belum juga senang hatinya, tetapi gelisah. Apalagi setelah dikajinya dan diselidiki dalam sejarah hidupnya sendiri, belum pernah dia bermimpi seperti mimpi itu, tidak pernah pula dia mendengar orang lain bermimpi demikian. Keinginannya untuk mengetahui takwil mimpi itu bukan berkurang. Setelah tukang kebun raja mendengar kabar ini, dia segera teringat akan Yusuf yang sedang merengkuk dalam penjara yang pernah mentakwilkan mimpinya sendiri dengan tepat. Dia dengan cepat datang menghadap raja dan berkata: Ya Tuanku, di dalam penjara ada seorang pemuda yang mulia, mempunyai fikiran yang dalam, pemandangan yang luas, dapat membukakan keajaiban keajaiban alam dengan akalnya, dapat mentakwilkan mimpi dengan tepat. Tuanku utuslah saya ke sana pasti saya kembali dengan membawa takwil mimpi Tuanku itu dengan yakin kebenarannya.

Raja gembira mendengar pendapat tukang kebunnya itu. Dia lalu mengutus tukang kebunnya itu menemui Yusuf di dalam penjara. Sesampainya di penjara utusan itu berkata: Ya Yusuf, saudaraku yang mulia, saya datang mengganggu akan ketenanganmu. Saya minta fatwa tentang mimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, lantas melihat tujuh tangkai gandum yang rimbun dan tujuh tangkai pula yang hampa serta kering. Mudah mudahan dengan takwil yang akan engkau berikan itu dapatlah engkau diketahui oleh umum kaumku dan berterimakasih kepada engkau atas segala kelebihan dan kebaikan engkau itu.

Yusuf menjawab dan menerangkan, bahwa takwil mimpi itu adalah bahawa negara kita menghadapi masa tujuh tahun yang penuh dengan segala kemakmuran dan keamanan, berkembang biaknya segala ternak, tumbuh suburnya semua tanaman, semua orang akan merasa senang dan bahagia.

Tetapi sehabis tujuh tahun itu, akan menyusul pula tujuh tahun masa yang penuh dengan kesengsaraan dan kesusahan hidup, ternak tidak berkembang biak, tanaman tidak berbuah, udara panas dan kering, air kurang dan manusia menderita kelaparan hebat.

Tetapi sesudah habis kedua masa itu, akan datang pula masa selanjutnya yang makmur dan tenteram, masa suburnya tumbuh tumbuhan dan ternak, masa memperbaiki segala kerusakan negeri. Di masa itu setiap rakyat akan dapat merasakan lazatnya berbagai-bagai buah-buahan. Itulah takwil mimpi tersebut menurut apa yang diwahyukan Tuhan kepada saya. Oleh karena itu, bila apa yang saya nyatakan ini terbukti nanti, maka hendaklah di masa tujuh tahun yang makmur dan damai itu, dipergunakan sebaik baiknya untuk menyimpan segala gandum yang masih bertangkai, untuk dipergunakan bagi mengurangi kesengsaraan dan kelaparan ummat pada tujuh tahun berikutnya. Keperluan makan selama tujuh tahun pertama, baiknya hanya dipakai sekadar perlu saja.

Setelah raja diberitahu tentang takwil mimpinya itu, raja mengakui bahawa takwil itu memang terbit dari pemandangan dan fikiran yang dalam dan jauh ke muka. Raja memerintahkan agar Yusuf dibawa ke hadapannya, dengan harapan mudah mudahan ia mempunyai pemandangan pemandangannya yang lain yang berguna dan ilmu ilmunya yang perlu untuk keselamatan bersama. Utusan raja kembali mendatangi Yusuf dan mengkhabarkan akan keputusan dan panggilan raja terhadap dirinya: Raja memanggil engkau, ya Yusuf, kerana raja memerlukankan nasihat nasihatmu dan akan mengangkat engkau ke derajat yang tinggi, demikian kata utusan itu mengajak Yusuf.

Dengan tenang Yusuf memenuhi panggilan itu. Dia keluar dari penjara gelap, sudah bertahun tahun lamanya hidup di situ dengan tidak pernah melihat wajah bulan purnama. Sekian lama dia hanya memakan makanan penjara yang kering, kurang garam. Sekian lama pula hanya tidur di atas tikar yang terhampar di atas tanah yang terdiri dari gurun pasir. Tetapi sebelum keluar dia minta lebih dahulu kepada raja, untuk memanggil semua perempuan yang sudah memotongi tangan mereka sendiri dengan pisau, untuk diterangkan kepada mereka bahawa dia sendiri tidak bersalah apa apa dalam hal itu, hanya merekalah yang bersalah dan berdosa. Raja pun segera memanggil semua perempuan yang memotong jarinya itu dan berkata: Bagaimanakah pandangan kamu sekalian terhadap Yusuf, kerana dia akan saya lepaskan dari penjara.

Mereka menjawab, bahawa Yusuf seorang pemuda yang suci murni, tidak pernah bersalah dan berbuat yang tidak baik. Berkata pula isteri pembesar yang telah tergoda dan yang memelihara Yusuf di waktu itu: Memang sudah terlalu lama Yusuf di dalam penjara tanpa kesalahan apa apa. Sayalah yang bersalah kerana tak dapat menahan hawa nafsu terhadap dirinya. Saya tahu bahawa dia selalu menjaga kehormatanku dan kehormatan suamiku, tetap memegang teguh ajaran Tuhannya. Sayalah yang menyebabkan dia masuk penjara, sayalah yang menyebabkan dia menanggung sengsara demikian rupa. Dengan pengakuan ini saya akui bahawa sayalah yang mengajak dia menghampiri saya dan dia segan akan ajakan saya itu.

Bersambung..

No comments:

Post a Comment