Pages

Monday 26 December 2016

PERUMPAMAAN WANITA DISISI RASULULLAH ﷺ

"Hai Anjasah, perlakukanlah gelas-gelas kaca itu dengan lemah lembut."

(HR. Bukhari)

Dalam sebuah perjalanan. Ketika itu Rasulullah Saw bersama seorang budak yang biasa dipanggil dengan nama Anjasah. Suara Anjasah yang demikian kuat sering membuat unta yang sedang dinaikinya meronta-ronta.

Setiap kali Anjasah berkata dengan suara tinggi, maka unta itu bergerak tanpa kawalan kerana terkejut. Hal itu membuat para wanita yang sedang berada diatas unta hampir-hampir saja terjatuh.

Melihat yang demikian itu, Rasulullah Saw segera menegur Anjasah... kemudian memintanya untuk memperlahankan suaranya.

"Perlakukanlah gelas-gelas kaca itu dengan lemah lembut, hai Anjasah!!"

Kata baginda mengingatkan...

Dan maksud dari gelas-gelas kaca itu adalah "para wanita."

Ungkapan yang begitu indah.

Mengagumkan...

Sungguh bahasa yang Baginda pilih untuk mengilustrasikan karakteristik kaum wanita adalah sangat tepat...

Mereka memiliki kelembutan rasa.

Selembut belaian angin sepoi-sepoi,

Bahkan lebih lembut lagi...

Mereka mempunyai kehalusan jiwa.

Sehalus sutera China,

Bahkan lebih lagi...

Hal inilah yang mendorong Rasulullah Saw begitu selesa menyebut kaum wanita dengan istilah "gelas-gelas kaca".

Gelas-gelas kaca itu "fragile".

Maka perlu "handle with care".

Gelas-gelas kaca itu bersih.

Sebersih sinar mentari di waktu dhuha, bahkan lebih bersih lagi.

Selalu menyenangkan hati orang yang menatapnya.

Kerana memang naluri manusia cenderung mencintai keindahan.

Dan gelas-gelas kaca itu punya tabiat dasar bersih serta indah.

Ia sangat tepat,

Wanita memiliki kelembutan jiwa, kepekaan hati serta sensitiviti rasa._

Namun tabiatnya yang indah suatu saat boleh saja ternoda...

Malahan ia akan terkeluar ataupun 'dipaksa' keluar dari landasan  fitrahnya...

Demikian halnya dengan gelas-gelas kaca itu,

Ia boleh saja pecah ketika terjatuh atau dijatuhkan...

Ia juga boleh kotor kerana debu-debu dengan mudah melekat padanya.

Oleh kerana itulah Rasulullah Saw begitu hati-hati dalam menyebutnya, apalagi bermuamalah dengannya.

Sebuah gelas kaca bila telah hancur maka akan sulit untuk kembali ke bentuk asal semula. Meski menggunakan cara dan bahan paling baik sekalipun. Ia tidak akan sama walau ia tampak serupa.

Begitu juga sekeping hati milik wanita.. ia akan sukar kembali pada rasa asal nya setelah terluka. Maka jagalah hati mu wanita agar ia sentiasa dlm kasih sayang Allah hingga tiada kecewa yang mmpu mencalitnya.

Sumber : Ustaz Iqbal Zain

No comments:

Post a Comment