Suatu ketika, Malik bin Dinar rah.a sedang berjalan di daerah Basrah. Beliau melihat seorang hamba wanita dengan pakaian gemerlap berjalan dengan pembantunya dengan penuh angkuh dan gaya, berlagak bagaikan hamba wanita milik para raja. Melihat hal itu, Malik rah.a berteriak kepadanya, “Hai gadis! Apakah tuanmu mahu menjualmu?” Hamba wanita itu sangat terkejut atas pertanyaan Malik rah.a.
Dia berkata dengan tersinggung, “Orang tua, cuba kau ulangi kata-katamu itu.”
Malik rah.a berkata, “Kukatakan, apakah tuanmu mahu menjualmu?”
Gadis itu berkata, “Seandainya dia menjualku, dapatkah seorang miskin sepertimu membayar hargaku?”
Malik rah.a berkata, “Tentu, bahkan aku dapat membeli seorang hamba wanita yang lebih cantik darimu.”
Mendengar perkataan ini dia tertawa terbahak-bahak dan mengatakan pada pelayan-pelayannya untuk memegang Syaikh dan membawanya menyertai mereka.
Demikianlah Malik rah.a dibawa oleh mereka ke rumah mereka. Setibanya di rumah, hamba itu menceritakan kepada tuannya semua yang terjadi antara dirinya dengan Syaikh. Tuannya tertawa terbahak-bahak dan meminta agar laki-laki miskin itu dibawa kehadapannya. Begitu Malik rah.a muncul dihadapannya, orang kaya itu diserang oleh rasa kagum dan kegerunan, tiba-tiba dia bertanya kepada Syaikh, "Apa yang kamu inginkan?”.
Syaikh menjawab, “Aku ingin membeli hamba wanitamu.”
Orang kaya itu berkata, “Dapatkah kamu membayar harganya?”
Syaikh berkata, “Menurut perkiraanku harganya senilai dua biji kurma.”
Mendengar ini, semua yang hadir tertawa. Orang kaya itu berkata, “Atas dasar apa kamu menentukan harga itu bagi wanita ini?”
Syaikh menjawab, “Jika hamba wanitamu tidak memakai wewangian, maka tubuhnya akan mengeluarkan bau yang menjijikan, jika dia tidak meminyaki atau menyisir rambutnya, dia akan nampak kusut, rambutnya akan menjadi kusut dan bau busuk. Dalam waktu beberapa tahun lagi kemudaannya akan hilang dan semua daya tariknya akan luntur,d ia mengalami haid dan nifas, mempunyai kotoran kecil mahupun besar dan semua mengeluarkan kotoran daki dari tubuhnya. Dia suka murung ketika menderita tertimpa.
Dia sangat mementingkan dirinya sendiri dan berpura-pura mencintaimu, walaupun sebenarnya yangd ia cintai adalah kesenangan dan kekayaan hidup yang dinikmatinya bersamamu. Dan yang paling tidak tetap adalah; ia tidak tulus dalam cintanya dan berkhianat, tidak setia kepada perkataannya sendiri dan palsu dalam pernyataan cintanya. Jika engkau menyuruhnya pergi atau engkau meninggal lebih dahulu , dia akan pergi kepada laki-laki lain dan disana dia juga menyatakan bahwa dia mencintainya dengan penuh gairah.
Ketahuilah, aku juga mempunyai seorang hamba wanita, yang jauh melampaui hambamu dalam hal kecantikannya, dan lebih mudah dimiliki. Dia telah diciptakan dari inti sari kapur(camphor) dicampur dengan kasturi dan za'faron(saffron). Dia dipakaikan pakaian dari nur yang indah dan memakai pakaian mutiara. Jika dia berbicara kepada seseorang yang telah meninggal, maka orang itu akan hidup kembali. Jika dia membuka pergelangan tangannya di dunia ini, matahari akan Nampak redup dibandingkan dengannya. Jika ia memasuki ruangan gelap, ia akan meneranginya dengan kehadirannya. Jika ia dating ke dunia ini dengan semua kecantikan dan perhiasannya, ia akan memenuhinya dengan keharuman dan sinar yang sangat terang.
Dia telah dipelihara dan diasuh di dalam taman kasturi dan za'faron. Dia bermain dan berayun-ayun di dahan yang terbuat dari rubi merah dan batu marjan. Tinggal di istana-istana, dikelilingi oleh semua tata karma penuh rahmat. Dia diberi minum dari air Tasniim (sebuah sungai di surga). Dia tidak pernah keluar haid dan nifas, sekali-kali tidak ada kotoran dan daki pada tubuhnya. Dia tidak pernah memungkiri janji, tidak pernah mengkhianati orang yang dicintainya atau mengubah kesetiannya.”
Demikianlah, setelah menceritakan beberapa sifat-sifat bidadari surga, Syaikh bertanya, “Sekarang katakan kepadaku, manakah diantara kedua gadis itu yang patut untuk diinginkan?”
Semua orang yang berkumpul di sana berkata, dengan satu suara, “Tentu saja gadis yang baru saja engkau gambarkan yang sebaiknya setiap orang akan pasti cuba untuk memilikinya.”
Syaikh berkata, “Gadis cantik ini dapat dimiliki hanya dengan harga yang setiap orang mampu membayarnya dan dalam setiap keadaan.”
Ketika ditanya berapa harganya, Malik rah.a berkata, “Seorang gadis dengan kebaikan dan keunggulan seperti itu dapat dimiliki sebagai balasan atas perbuatan-perbuatan baik walaupun kecil seperti: mengambil sedikit waktu pada malam hari untuk berdiri dalam ketaatan, mengerjakan setidak-tidaknya dua rakaat shalat Tahajjud dengan niat yang murni yaitu mencari redha-Nya. Bila engkau duduk untuk makan, ingatlah juga orang-orang miskin (ajaklah mereka menikmati makananmu), jadikanlah keinginanmu tunduk kepada yang diinginkan Allah. Singkirkanlah dari jalanmu segala sesuatu yang dapat membahayakan orang-orang yang berlalu di sana, jalani kehidupan dengan sederhana. Merasa cukup dengan pemberian Allah, alihkan perhatianmu dari dunia ini, yang tidak lain adalah tempat penipuan dan pusatkan sepenuh hati ke tempat tinggal abadi; yaitu akhirat. Jika kamu bersungguh-sungguh dalam perbuatan-perbuatan baik ini, kamu tidak saja hidup terhormat di dunia, tetapi juga tidak akan mengalami kegelisahan di akhirat dan akan dibangkitkan dengan kedudukan yang terhormat dan tinggi, tinggal selama-lamanya di jannah di dalam lingkungan yang diberkahi Allah SWT, Raja segala Raja.
Mendengar semua ini, orang kaya itu berkata kepada hamba wanitanya, “Apakah engkau mendengar apa yang dikatakan Syaikh?”
Hamba wanita itu berkata, “Dia telah mengatakan kebenaran, mengingatkan kita kepada keyakinan yang benar dan memberikan nasihat yang baik kepada kita.”
Orang kaya itu berkata, “Kalau begitu, aku memerdekakanmu dan kuberikan kepadamu sejumlah harta sebagai hadiahku.” Dia juga memerdekakan semua hamba-hambanya dan menghadiahkan mereka masing-masing sejumlah harta yang cukup banyak, dan menyedekahkan rumahnya dan semua yang ada di dalamnya di jalan Allah dan waqaf. Dia membuka pakaiannya yang mahal, dan membalut tubuhnya dengan kain kasar, kain tirai kasar yang disobeknya dari pintu rumahnya.
Hamba wanita itu berkata, “Tuanku, akupun akan mengikuti cara hidupmu, kerana bagiku tidak ada lagi daya tarik di dalam kenikmatan kehidupan dunia ini.” Kemudian dia pun menyedekahkan semua pakaiannya, perhiasan-perhiasan dan barang-barang berharga dan juga perabot-perabot rumah tangganya. Dia memakai pakaian dari bahan kasar dan menjalani kehidupan yang sangat sederhana bersama tuannya.
Malik rah.a meninggalkan mereka dan mendoakan keberkahan Allah atas kedua orang itu, majikan dan hamba wanitanya yang telah melepaskan kesenangan hidup mereka, meninggalkan kemewahan-kemewahan duniawi dan mengabdikan hidup untuk beribadah kepada Allah SWT, tekun dalam ketaatan hingga akhir hayat mereka. Semoga Allah SWT memberkahi mereka dengan ampunan dan memberkahi kita juga, bersama mereka.
(Raudh ar-Rayyahin oleh Imam Yafi'i).