Pages

Thursday, 29 December 2016

PERINGATAN ALLAH DALAM HADIS QUDSI BAH 1.

Peringatan pertama, firman Allah;

“Wahai manusia! Aku hairan pada orang yang yakin akan kematian, tapi dia hidup bersuka-ria. Aku hairan pada orang yang yakin akan pertanggung jawapan segala amal perbuatan di akhirat, tapi dia asyik mengumpulkan harta benda. Aku hairan pada orang yang yakin akan kubur, tapi dia tertawa terbahak-bahak. Aku hairan pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi dia menjalani kehidupan dengan bersantai-santai. Aku hairan pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi dia berlumba-lumba mengejqrnya.

Aku hairan pada orang intelektual, tapi bodoh dalam soal akhlak. Aku hairan pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor. Aku hairan pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara dia tak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya sendiri.

Aku hairan pada orang yang yakin bahwa Allah sentiasa mengawasi segala perilakunya, tapi dia berbuat durjana. Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu dimintai pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih dari orang lain.

Sungguh tiada Tuhan kecuali Aku dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku”

Peringatan kedua, Allah berfirman:

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Aku. Tiada sekutu bagi-Ku. Dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku.

Barangsiapa tidak mahu menerima suratan nasib yang telah Aku putuskan, tidak bersabar atas segala ujian yang Aku berikan, tidak mahu berterimakasih atas segala ni’mat yang Aku curahkan, dan tidak mahu menerima apa adanya atas segala yang Aku berikan, maka carilah Tuhan lain selain Aku.

Barangsiapa yang susah kerana urusan dunia, sama saja dia marah kepada-Ku. Barangsiapa mengadukan musibah yang menimpa dirinya (pada orang lain), dia sungguh-sungguh berkeluh-kesah pada-Ku. Barangsiapa menghadap pada orang kaya dengan menundukan diri kerana kekayaannya, maka lenyaplah dua pertiga agamanya. Barangsiapa menampar mukanya atas kematian seseorang, maka dia sama saja dengan mengambil sebuah tombak untuk memerangi Aku. Barangsiapa memecah kayu diatas kubur(meratap), maka dia sama saja dengan merobohkan pintu Ka’bah-Ku. Barangsiapa tidak peduli terhadap cara mendapatkan makanan, bererti ia tidak memperdulikan dari pintu mana Allah akan memasukannya kedalam neraka jahanam. Barangsiapa tidak bertambah tingkat penghayatan agamanya, sungguh dia dalam keadaan selalu berkurang.

Barangsiapa yang terus menerus dalam keadaan berkurang, kematian adalah jauh lebih baik baginya. Barangsiapa mengamalkan ilmu yang dia ketahui, maka Allah akan menganugerahkan ilmu yang belum dia ketahui. Barangsiapa yang angan-angannya membumbung tinggi, maka amal perbuatannya akan keruh”

PERINGATAN KETIGA

Allah berfirman:

“Wahai manusia! Terimalah anugerah yang Kuberikan dengan lapang dada, maka engkau tidak akan berharap pada pemberian orang lain. Tinggalkanlah rasa dengki, maka engkau akan terhindar dari kegelisahan hidup. Hindari perbuatan haram, maka engkau aman dari kepincangan dalam beragama.

Barangsiapa mampu menjaga diri dari membicarakan kekurangan orang lain, maka kecintaan-Ku akan Kuanugerahkan kepadanya. Barangsiapa mengasingkan diri dari kerumunan orang, maka dia akan terhindar dari pengaruh keburukannya. Barangsiapa mampu membatasi diri dari berbicara yang tidak ada gunanya, itu menandakan kematangan akalnya. Barangsiapa menerima dengan lapang dada atas pemberianKu yang sedikit, maka dia penuh percaya kepadaKu.

Wahai manusia! Jika engkau tidak melaksanakan ilmu yang telah engkau ketahui, maka bagaimana mungkin engkau akan dapat mencari ilmu yang belum engkau ketahui. Wahai manusia! Bekerjalah di dunia seakan engkau tidak akan mati esok. Kumpulkanlah harta seolah engkau akan hidup kekal di dunia.(Bermakna perkara dunia boleh ditangguh tapi amal akhirat jangan ditangguh2 seolah-olah akan mati esok hari)

Wahai dunia! Jangan kau beri orang yang memburu dirimu. Carilah orang yang menghindar darimu. Jadilah kamu laksana manisan bagi mata orang yang memandangmu”

Bersambung...

Sumber : al-Mawaizh fi al-Ahadith al-Qudsiyyah, Al-Imam Ghazali

No comments:

Post a Comment