Pages

Friday, 23 February 2018

NASIHAT IMAN USTAZ KHALID BASALAMAH.

● Untuk memunculkan ikhlas kita harus menghilangkan 2 sifat dari diri kita yaitu Riya dan Ujub
Riya adalah memperindah ibadah untuk makhluk. Kalau Riya ada didalam ibadah kita, kita tidak akan bisa ikhlas. Lalu ujub itu adalah berbangga-bangga dengan amal. Ujub itu bisa diartikan menyandingkan dengan jiwa yang lemah. Ujub adalah keadaan orang-orang yang sombong, yang takjub pada diri sendiri.
Semoga kita semua terhindar dari 2 sifat pembatal ikhlas ini, dan juga sifat-sifat buruk lainnya.

● Orang Beriman pada saat nikmat banyak, bahagia. Cobaan datang, tetap bahagia. Karena dia tau, cobaan pun datang untuk membersihkan dosa-dosanya. Kalau dosanya sudah bersih, cobaan itu meninggikan derajatnya.

Sungguh mengkhayal, kalau ada orang di muka bumi ini berbuat dosa lalu dia pikir tidak akan dihukum atau dia bisa menyembunyikan dosanya. Bagaimanapun antum mengemas rahasia itu, akan dibongkar oleh ALLAH.

Apapun yang dilakukan, baik atau buruk, ALLAH akan bongkar. Kalau baik jadi pelajaran buat orang, kalau buruk akan jadi pembersihan dosa dia kalau dia beriman atau bahkan mempermalukan dia supaya dia berhenti.

● Surga merupakan tujuan kekal yang diingini seluruh Muslim. Mereka berlomba-lomba dalam menyiapkan bekal agar lulus saat hisab dan dimasukan ke surga dengan Rahmat ALLAH .

Di antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah
1. Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu, sebagaimana Allah Taala berfirman yang artinya, (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lazat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring. (Muhammad : 15).
2. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Allah yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An Naba : 31-33).
3. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna. (HR. Muslim).
4.  Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun. (Shohihul Jaami).
5. Memandang wajah Allah yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda, Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : Wahai penduduk surga, sesungguhnya Allah mempunyai suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Allah, di mana Dia ingin menuaikannya. Mereka berkata : Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka? Beliau melanjutkan : Maka Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka melihat-Nya (wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada melihat-Nya. (HR. Muslim).

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberikan Rahmat oleh ALLAH untuk bisa menjadi penghuni SurgaNya kelak.

● Sungguh ampunan ALLAH sangatlah luas bagi hamba-hambaNya yang bertaubat kepadanya. Saudaraku, seperti dalam surat Az- Zumar: 53-54, “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” Dalam tafsir Ibnu Katsir di dalam kitabnya, ayat tersebut merupakan seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat, baik dalam dosa kekafiran dan disa lainnya untuk bertaubat dan kembali pada ALLAH. Ayat tersebut memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali pada-Nya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagai buih di lautan (yang tak mungkin terhitung). Sedangkan ayat yang menerangkan bahwa Allah tidaklah mengampuni dosa syirik, itu maksudnya adalah bagi yang tidak mau bertaubat dan dibawa mati. Artinya jika orang yang berbuat syirik bertaubat, maka ia pun diampuni.

ALLAH mendorong hamba-hambaNya untuk segera bertaubat, jangan ditunda-tunda. ALLAH Ta’ala berfirman, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54). Maksud ayat ini adalah kembalilah pada Allah dengan berserah diri pada-Nya sebelum datang siksaan yang membuat mereka tidak mendapat pertolongan, yaitu maksudnya bersegeralah bertaubat dan melakukan amalan sholih sebelum terputusnya nikmat. Demikian uraian Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.

● Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Banyak orang tua yang tidak sadar tentang keberadaan anaknya. Maksudnya adalah kedudukan seorang anak bagi orang tua. Ayah sibuk mencari nafkah, Ibu sibuk dengan pekerjaan rumah, sehingga banyak orang tua yang tidak memberi masukan, nasihat, pelajaran yang sangat dibutuhkan oleh Anak saat usia pertumbuhan, sehingga tidak sedikit juga anak yang mencoba mencontoh dari orang-orang yang memang dekat dengan mereka, namun kita tidak mengetahui pelajaran yang diambil oleh si anak. Kita sebagai orang tua seharusnya sangat peka terhadap pendidikan anak dari kecil. Karena Anak kecil itu seperti kertas putih, yang siap untuk diberikan tulisan, warna-warna yang baik.

Anak merupakan amanah yang ALLAH berikan kepada orang tua untuk di didik dengan baik. Karena Anak merupakan ladang pahala bagi orang tua. Anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu orang tuanya masih mendapatkan pahala meskipun orang tuanya sudah meninggal dunia.

● Tugas manusia ketika mereka diciptakan di dunia ini adalah agar beribadah kepada Allah ta’ala. Manakala seorang hamba telah mengerjakan ibadah yang wajib, ia telah melaksanakan tugas sebagai manusia. Namun, untuk mendapatkan kecintaan dari Allah Sang Pencipta, hendaknya ia mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.
Derajat hamba yang hanya mengerjakan tugas dasar, tentu berbeda dengan hamba yang menambah dengan amal-amal yang diridhai Sang pencipta.
Semoga kita meraih kecintaan dari Allah ta’ala. Amin!

● Kematian hanya ditakuti orang-orang fasik (muslim tapi banyak dosa), dan juga orang kafir Orang Beriman tidak akan pernah takut mati. Mati adalah sebuah pintu untuk menuju ke kehidupan abadi, untuk mendapatkan janji-janji yang terbaik. Namun mengingat kematian adalah hal yang merupakan kewajiban seorang Muslim. Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan” (HR. An Nasai no. 1824, Tirmidzi no. 2307 dan Ibnu Majah no. 4258 dan Ahmad 2: 292. Hadits ini hasan shahih menurut Syaikh Al Albani). Yang dimaksud adalah kematian. Kematian disebut haadzim (pemutus) karena ia menjadi pemutus kelezatan dunia.

● Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Memilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan.

Hendaknya kita menjaga diri kita, orang tua kita, pasangan halal kita, anak cucu kita, dari lingkungan yang dapat membuat kita menjauh dari ketaqwaan, dan kita mendekatkan diri dengan lingkungan yang mengajak kita untuk semakin cinta kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala.

● “Dari Ummu Salamah, istri Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Jika maksiat telah menyebar diantara umatku, Allah akan menurunkan adzab secara umum”. Ummu Salamah bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang shalih? Rasulullah menjawab: Ya.  Ummu Salamah berkata: Mengapa mereka terkena juga? Rasulullah menjawab: Mereka terkena musibah yang sama sebagaimana yang lain, namun kelak mereka mendapatkan ampunan Allah dan ridha-Nya” (HR. Ahmad)
Bencana, kesusahan, pemimpin yang dzalim ataupun musuh yang menguasai wilayah itu Adalah karena Iman suatu kaum yang mengalami kemunduran. Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dapat memenangkan perang melawan pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak dari kaum Muslimin pada saat itu? Bukahkan sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, para Kulafaur Rasyidin dapat menyebarkan Islam ke Bumi ALLAH ini selagi kaum kafir lebih banyak pada saat itu? Itu semua adalah bukti Iman mereka kepada ALLAH Azza wa Jalla yang dapat menolong, membantu, dan memudahkan semua urusan Muslimin yang senantiasa menjaga hubungannya dengan ALLAH.

Mari kita bermuhasabah diri, melunakan hati, dan terus beristigfar kepada ALLAH, dan semoga ALLAH memaafkan kita semua, dan segera memudahkan kemenangan kita terhadap musuh-musuh Islam..

Wednesday, 21 February 2018

NASIHAT IMAN USTAZ AKHI AHMAD RIZAM 3

● Ingatlah wahai diriku dan sekelian sahabat sahabatku.

Setiap tulisan yg kita tuliskan ia menjadi saksi dan jariah kita hingga di akhirat kelak.
Mohonlah kasih sayang allah dengan setiap penulisan yg kita ingin lakarkan .
Biarlah ia terbit dari hati yang bersih .
Setiap kata kata yg keluar dari hati yang bersih umpama anak sungai yang jernih .
Ramai makhluk Allah yang akan mendapat manfaatnya.

Jangan jadikan setiap kalimah kalimah yg kita susunkan umpama percikan api yg kecil kerana ia akan menjadi asbab kita akan tenggelam didalam lautan api yg dahsyat dan mengerikan.

● Kemuncak Takut kepada Allah adalah apabila dirinya tidak pernah lupa kepada Allah walaupun sedetik.

● Ketika ramai manusia sibuk memperkatakan cela dan aib orang lain ada sekelompok kecil manusia yang sibuk dengan mengingati allah dan rasulnya maka ikutilah kelompok yg sedikit itu.

Ketika ramai manusia mencari dan mengejar kedunian dan kemegahannya .ada sekelompok kecil Manusia yang mencari dan mengejar akan akhirat dan kemegahanya maka duduklah selalu bersama mereka

Ketika ramai manusia asyik memcari kemulian  dan keredaan dikalangan manusia ada sekelompok kecil yang sibuk memohon dan meminta serta menagih kemulian dan keredaan rabnya maka janganlah kita lepaskan mereka dan ambil lah barokah dari mereka
Semoga kita tergolong didalam golongan yang sedikit daripada golongan yang banyak.

● Makanan jasmani itu seperti jasmani kita bersifat sementara. Nikmatnya juga hanya sementara iaitu nikmat rasa dan kenyang sahaja. Selepas diproses makanan jasmani oleh badan kita akhirnya ia akan keluar sebagai najis. Makanan rohani pula Insya Allah pahalanya akan berkekalan di akhirat kelak. Pahala yang dikumpul Insya Allah akan melayakkan seseorang itu ke syurga dan nikmat syurga itu Insya Allah akan berkekalan sampai bila-bila.

● Sesiapa yang berusaha mendapatkan keredaan Allah maka Allah akan menolong dan memeliharanya serta mendapat perhatian-Nya. Akan tetapi sesiapa yang mengharapkan keredaan makhluk dengan membuat perkara-perkara yang di murkai Allah. Maka Allah tidak akan memberinya pertunjuk dan hidayah, tidak akan selamat di dunia dan di akhirat.

● Jangan lah melebihkan dunia dari akhirat.

Dunia ini rumah orang yang tidak ada rumah,kekayaan orang yang tidak ada harta, yang mengumpulkannya hanyalah orang yang tidak berakal, yang merebutnya hanyalah orang yang tidak berilmu, yang mendengkinya adalah orang yang tidak faham (pada agama) dan yang menguasahakannya hanyalah orang yang tidak punya keyakinan.

● Wahai diriku keluarga ku serta saudara dan saudariku, ingatlah! Orang-orang yang paling rugi itu, mereka hanya sekadar baca al-Quran sahaja. Tidak pernah mereka cuba untuk memahaminya. Sedangkan al-Quran merupakan kitab panduan hidup bagi orang-orang mukmin bukannya kitab bacaan sahaja.

Sebagaimana Firman Allah:

ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Maksudnya: Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya (tentang datangnya dari Allah); ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertaqwa;

(Al-Baqarah 2:2)

● Lalai merupakan penyakit berbahaya bila seseorang telah terjangkit dan penyakit tersebut telah merebak didalam dirinya.

Maka ia tidak akan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, berdzikir mengingat-Nya, dan beribadah kepada-Nya, akan tetapi menyibukkan diri dengan berbagai perkara yang sia-sia dan jauh dari dzikir mengingat Allah.

● Bersyukur dengan segala nikmat yg Allah telah kurniakan kepada kita nescaya Allah akan memelihara dan menambahkan lagi kurnianya kepada hambanya yg sentiasa bersyukur .

Sehat adalah nikmat maka bersyukurlah sblm datangnya sakit.
Masa lapang juga adalah nikmat gunakanlah pada perkara yang allah reda sblm allah sempitkan masa tersebut.
Harta yg dikurniakan oleh Allah kepada kita walaupun sedikit bersyukurlah .gunakan lah pada perkara yg allah sayang.
Umur yg masih ada bersyukurlah .gunakanlah pada perkara kebaikan sebelum datangnya kematian kerana malaikat maut akan datang pada bila bila masa sahaja yg tidak kita ketahui saatnya.

● Lupakan lah manusia yang selalu mengajak kalian dari lalai mengingati kepada allah tetapi jangan lah kalian melupakan allah yang sekali kali tidak pernah melupakan kalian.

Jangan lah kalian kasih kepada makhluk yang suatu hari akan membenci kalian tetapi kasihkan lah akan Allah dan syaiduna muhammad saw yang sentiasa kasih akan kalian hingga hari akhirat dengan kasih sayang yang tiada titik noktahnya.

● AWAS!!!!!!!

Jika anda berdosa, tetapi tidak segera bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat, malah anda mengharapkan pula agar Allah mengampunkanmu. Kemudian anda malas pula beramal saleh, sentiasa sibuk dengan urusan dunia sepanjang masa, lalu anda bercita-cita bahawa Allah S.W.T. akan memuliakanmu dan mengangkat darjatmu di dalam syurga bersama-sama orang-orang yang berbuat amal saleh, maka nyatalah bahawa anda adalah seorang yang berangan-angan kosong dan terpedaya.

● Adakah anda pernah solat jenazah? Jika ya, adakah anda mengambil pengajaran akan kematian mereka? Dan perkara ini agak sukar jika kematian tersebut bukan daripada ahli keluarga terdekat kita.

Tetapi itulah salah satu sebabnya kita melakukan tahlil. Tahlil juga bertujuan untuk mengingatkan kita bahawa masa kita untuk mati akan sampai suatu hari nanti. Dan tidak ada apa pun yang dapat menghalang malaikat Izrail daripada mencabut nyawa kita semua.

● Dalam perjalanan menuju jiwa yang suci bersih seseorang perlu menentang nafsu kehaiwanan yang menumpang pada nafsunya yang asli, yang suci bersih. Nafsu kehaiwanan hanya inginkan makanan, minuman, pakaian, tidur, melakukan yang sia-sia dan berseronok. Dalam daerah nafsu yang rendah itu juga ada sifat ego yang jahat seperti takabur, sombong, dengki, dendam, tamak dan lain-lain penyakit hati. Semua itu mesti dibuang daripada daerah nafsu supaya kemurnian nafsu yang asli kembali menyerlah. Orang yang benar-benar bertaubat mampu berbuat demikian dan dia kembali menjadi suci, bersih dan murni. Hijab yang muncul dari alam zahiriah menjadi hancur dan rohaninya akan bercahaya, memperlihatkan keserian wajah yang menggambarkan kedamaian jiwa.

Thursday, 15 February 2018

CARA MENJERNIHKAN HATI

Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj al-'Arus mengatakan: "Terdapat empat perkara yang dapat membantu membeningkan hati:
1) Banyak berdzikir.
2) Banyak diam.
3) Banyak khalwat.
4) Mengurangi makan dan minum."

Menurut Dr. Muhammad Najdat, sebenarnya Syekh Ibnu Atha'illah mengenalkan kita bagaimana membersihkan dan membeningkan hati.
Pertama, dzikir kepada Allah akan membersihkan hati dari kesesatan dari kebergantungan kepada selain Dia.

Hati yang biasa dan mudah berdzikir adalah hati yang mengenali iman, mengenal nikmat ibadah, merasakan manisnya ketaatan, dan memiliki rasa takut kepada Allah. Hati yang selalu mengingat Allah akan bergetar ketika mendengar nama-Nya disebut, hati pun semakin lembut dan bersih dari kotoran.

للَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ

Allah SWT berfirman,:
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya." (QS Az-Zumar (39): 23)

Orang yang berdzikir mengingat Allah dengan lisannya tidak disebut berdzikir jika hatinya tidak ikut nerdzikir. Hati harus menjadi sumber dzikur untuk lisan dan bagian tubuh lainnya.

Kedua, memperbanyak diam. Tergelincirnya lisan akibat terlalu banyak berbicara dapat berakibat buruk bagi dirinya dan orang lain. Diam adalah emas. Di dalamnya terkandung hikmah yang sangat dalam. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah mengatakan yang baik atau diam."

Imam Syafii r.a. mengatakan:
Mereka bertanya, "Mengapa kau diam saja saat kau dicaci."
Maka kukatakan padanya: "Menjawab adalah kunci pintu keburukan. Sedangkan diam di depan orang bodoh adalah kemuliaan. Di dalamnya juga terdapat upaya menjaga kehormatan. Bukankah singa ditakuti meski dalam keadaan diam. Sedangkan anjing tak diacuhkan, meski terus menggonggong."

Ketiga, memperbanyak khalwat atau menyendiri. Dalam khalwat kita merenung dan terus berhubungan dengan realitas yang lebih tinggi dan membersihkan hati dari kotoran dunia. Merasa lemah dan tak berdaya, serta merasa hanya Allahlah satu-satunya tempat bergantung. Hatinya hanya dipenuhi tasbih, takbir, tahlil, serta shalawat Nabi.

Keempat, mengurangi makan dan minum atau dengan memperbanyak puasa sunnah. Dengan begitu kita mematahkan hasrat hawa nafsu, dan melunakkan hati yang keras. Dengan mengurangi makan dan minum sebenarnya kita belajar mengendalikan nafsu badani, mengawal emosi, belajar qanaah dan zuhud.

Imam Al-Ghazali rahimahullah menjelaskan bahwa rasa lapar akan membersihkan hati, membangkitkan tekad, dan menajamkan mata hati. Sebaliknya, rasa kenyang dapat melahirkan ketumpulan dan membutakan hati, dan mengganggu pikiran.

Menurut beliau, rasa lapar juga dapat menghaluskan hati dan menjernihkannya, sebab hanya dengan hati yang dapat meraih nikmatnya ketaatan, merasakan manfaat dzikir dan nikmatnya bermunajat kepada Allah SWT.

---Disarikan dari Kitab Taj Al-'Arus karya Syekh Ibnu Atha'illah, dengan syarah Dr. Muhammad Najdat.

Wednesday, 14 February 2018

Nasihat Iman 4

NASIHAT IMAN HABIB ALI ZAENAL ABIDIN AL HAMID.

● Ketawa itu perkara yang harus, tapi bila banyaknya ketawa akan menyebabkan kerasnya Hati.
Banyak ketawa dapat mematikan atau mengeraskan hati.
Sedikitkanlah ketawa dan banyaklah kamu menangis.
Menagis kerana akhirat itu yang dituntut dalam agama kita.
Ada suatu kisah, seorang Sahabat Nabi yang menangis kerana kehilangan untanya.
Maka berita itu diketahui Rasulullah, lalu Nabi bertanya.
Maka dijawab, kerana Untanya hilang.
Lalu Nabi mengatakan, Saya menyangka kamu menangis kerana terlepas takbiratul ihram bersama imam.
Kata sahabat itu, " ya Rasulullah, adakah takbiratul ihram itu lebih baik dari unta aku? "
Jawab Nabi, " ia lebih baik dari apa yang ada di muka bumi ini walaupun dipenuhi dengan unta kamu. "
Rasulullah mendidik para sahabat, supaya tidak merasa selesa dengan kedudukan yang ada, supaya sentiasa mencari maqam yang tinggi disisi Allah.

● Firman Allah  سبحانه و تعالى :
“Adakah kamu wahai orang-orang beriman menyangka untuk kamu masuk syurga tanpa kamu diduga.”

Adakah semudah itu kamu masuk syurga? Sementara Allah  سبحانه و تعالى belum melihat kepada kamu, tidak menduga kepada kamu untuk mengetahui siapakah di antara kamu yang sabar dan siapa di antara kamu yang bermujahadah di jalan Allah  سبحانه و تعالى .

Yakni jangan kamu anggap syurga itu murah. Jangan kamu anggap syurga itu adalah boleh dicapai dengan mudahnya.

Anda bilamana ingin mendapati dunia, ingin mendapati sesuatu kedudukan yang tertinggi. Nak jadi ketua, nak jadi apa saja. Adakah mudah untuk mencapai tingkat yang tinggi itu? Anda kena belajar, anda kena ada latihan, anda kena mesti dihantar kemana dulu untuk berkhidmat. Akhir sekali baru anda boleh sampai kepada tujuan yang anda nak cari itu.

Macam itu juga syurga.....

Bukan dengan bangun tidur terus masuk syurga. Tidak... Syurga tidak lebih murah daripada pencapaian yang diinginkan oleh manusia di dunia ini dari hal-hal keduniaan.

Kita kalau nak kan keduniaan, siang malam kita bertungkus lumus. Nak kan sampai darjat yang tinggi, sampai apa saja dikorbankan. Untuk dunia kita korban segala sesuatu untuk mencapainya. Untuk syurga, kita angkat kaki tidur?

Tidak...

Demi Allah syurga lebih berharga daripada apa saja yang diimpikan orang-orang daripada hal keduniaan. Ini keduniaan semua, yang orang pada berlumba-lumba untuk mencapainya. Yang bersaing satu dengan yang lain, yang tidak sedikit  juga menghentam yang lain untuk tidak disaingi. Mengorbankan segala yang dimiliki, tenaganya, fikirannya, hartanya, waktunya untuk dapat keduniaan. Untuk dunia berkorban segala sesuatu. Untuk akhirat, doa saja tak nak berbuat. Doa baik tapi kena buat.

Adakah kamu menyangka untuk masuk syurga sementara tidak diuji Allah  سبحانه و تعالى . Jangan mimpi untuk masuk syurga tanpa diduga.

Yang nak hidup di dunia selesa lalu minta syurga, kata baginda Rasulullah ﷺ “ini orang jahil”. Orang yang bodoh itu, orang yang ikut hawa nafsunya untuk mencapai hal keduniaan tapi minta pemberian yang besar di sisi Allah  سبحانه و تعالى , nak syurga firdausi, nak istana, nak macam-macam tapi di dunia ikut hawa nafsu. Di manakah letak orang-orang islam menilai syurga yang dicipta Allah  سبحانه و تعالى .

Allah dalam Al Quran meletakkan satu ketetapan kepada manusia bahawasanya jangan sekali-kali kamu menyangka untuk dapat syurga tanpa kamu diduga oleh Allah  سبحانه و تعالى .
MUSTAHIL....

● Jangan kamu berselisih, kalau kamu berselisih kamu akan gagal. Kalau kamu gagal, akan dicabut pertolongan Allah  سبحانه و تعالى . Ini sunnatullah.

Tak akan ada pertolongan dari Allah kepada orang beriman kalau berselisih. Apa pun yang akan dibuat, tak akan ada pertolongan dari Allah سبحانه و تعالى bilamana orang beriman berselisih disebabkan yang namanya beriman bersaudara bukan berselisih.

Sementara perselisihan adalah benih kepada runtuhnya ikatan persaudaraan. Tak akan sampai kepada matlamat yang diinginkan kalau berselisih.

Maka demikian Baginda Rasulullah ﷺ segera bangkit daripada solat zohornya untuk mendamaikan 2 kelompok yang berselisih.

● Jaga pandangan mata, apatah lagi pandangan pada yang bukan mahram kerana bermulanya dari pandangan matalah pelbagai dosa yang boleh terjadi. Pandangan pada yang bukan mahram itu adalah panahan dari Iblis..

● Semakin jauh hubungan suami isteri dengan Allah, maka jarak kamu antara suami isteri juga menjadi jauh.
Semakin dekat hubungan suami isteri itu dengan Allah, maka jarak kamu antara suami isteri juga menjadi semakin dekat.
Peliharalah hubungan kamu dengan Allah, tidak kira kamu sudah bernikah atau masih bujang.

● Setiap dosa yang dilakukan akan menyebabkan wujudnya titik-titik hitam di dalan hati. Apabila hati sudah hitam, maksiat akan terasa manis. Ubatilah dengan bertaubat dan beristigfar.

● Bila seseorang mendapat nikmat, tidak cukup sekadar lafaz الحمد لله. Itu baru rukun pertama daripada syukur. Rukun kedua syukur ialah mempergunakan nikmat menurut tujuan nikmat itu diberi (syukur praktikal).

Masing-masing perlu memerhatikan bagaimana dia telah bersyukur secara lafaz dan praktikal.

Contohnya bila dapat nikmat anak, maka perlulah anak itu dididik dengan betul. Bila dapat nikmat kereta, makan gunakannya untuk pergi ke tempat-tempat yang baik. Nikmat sihat tubuh badan digunakan anggota-anggota badan untuk perkara-perkara yang baik.

● Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Kita hanya bermusafir di bumi Allah ini. Amat beruntung orang yang mempersiapkan bekal untuk menghadapi hari akhirat. Orang beriman sememangnya penat di dunia ini, tetapi di akhirat mereka akan bersenang-lenang dengan nikmat Allah. Manakala bagi orang yang bersenang-lenang di dunia ini, mereka akan 'penat' pada hari akhirat kelak.

● Didiklah anak-anak mengenali Allah dan Rasul-Nya sejak dari kecil. Jangan biarkan mereka lebih mengenali artis berbanding kenalnya mereka terhadap Rasulullah dan para sahabatnya.

● Mati itu pasti tetapi tidak ramai yang mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Bila tibanya waktu ajal, tidak terlewat walau sesaat.

● Sesuatu yang terucap dalam keadaan emosi/marah, kebiasaannya menyimpang serta menyembunyikan kebenaran. Hendaklah menahan marah walaupun dalam situasi seseorang itu layak dimarahi.

● Bila gelapnya hati, seseorang itu sudah tidak rasa apa-apa bila melakukan dosa. Titik hitam mula memenuhi hatinya sehingga dia susah untuk mendapat hidayah Allah. Jauhilah daripada dosa dan maksiat, sesungguhnya ia menggelapkan hati.

Tuesday, 13 February 2018

NASIHAT IMAN USTAZ DUSUKI ABD RANI

Apabila kita memandang setiap ujian yang dilalui itu 'besar' bebanannnya, maka semakin beratlah tanggungannya, sebaliknya jika kita memandang setiap ujian itu merupakan kasih sayang Allah terhadap hambaNya, maka kita kan merasa tenang dan lapang dengan ujian itu, sehinggakan kesukaran bagi syaitan mengganggu kehidupan ini. jadilah mukmin yang sentiasa tenang dan lapang..agar kita disirami renjisan rahmatNya...

Saat di kau di beri nikmat, aturkan dibibir rasa syukur kepada pemberi, dialah Allah!, usah terleka dengan hilai tawa yang panjang, kan mengejutkan lena panjang kehidupan, tetiba berdiri dari penghujung langit menjunam ke bumi, malaikat maut sedang bersedia merentap hilai panjang kalian, nafas mula tercungap cungap, mencari setitik lagi nafas kehidupan agar ia panjang!!! jangan lena teman teman!! dengan dunia yang penuh penipuan!! kita bakal di pacak batu nesan di hujung kaki dan di atas kepala bersendirian di alam kebingungan dan kesengsaraan.. itu pun jika tiada persiapan,,..

Hidup ini hanyalah untuk Allah. Tak kira apa yang kita lakukan mestilah kerana Allah. Sama ada dalam kekeluargaan, ekonomi, kerja, berkawan dan apa sahaja. Bila kita letakkan urusan kita kerana Allah. Ia akan menjadi ibadah. Makan jadi ibadah, kerja jadi ibadah, tidur jadi ibadah hatta buang air kecil pun ibadah.
Apa yang kita ingin lakukan, jadikan sunnah Rasulullah sebagai panduan dan ikutan.
Moga-moga semua amalan kita menjadi ibadah dari awal bangun tidur hingga ke tidur.

Sesiapa yang sibuk membaiki amalan zahirnya, maka Allah jua pasti menolong untuk membaiki hatinya, sesiapa yang ter uji melakukan kesilapan dalam hidupnya, bersegeralah untuk bertaubat dan kembali kepada Allah sebelum Allah menzahirkan kesilapan dalam hatinya. Sesungguhnya keburukan yang tersembunyi itu bagai biji benih yang jika tidak di matikan di awal pasti akan tumbuh dan terzahir jua.

Antara dosa terbesar dilakukan ummat ini ialah syirik kepada Allah. Tatakala mencampur aduk keyakinan kita terhadap Islam dan segala fahaman dan Isme yang lain, itulah kesyirikan yang terjadi dikalangan kita. Bersihkan diri dan keluarga dari fahaman Nasionalis, sekularis, liberalis, sosialis dan segala fahaman karut yang di reka oleh manusia!!! hanya meletakkan keyakinan diri dan keluarga kepada. ISLAM sebagai dinulhayah ..ISLAM SEBAGAI CARA HIDUP

Al Quran usah ditinggalkan.. ia bermanfaat dalam kehidupan sekarang dan mendatang, ia membezakan antara kita sesama insan, antara yang membaca dan mengamalkan dan yang hanya memandang al quran dari kejauhan.. hatinya jauh dari rasa berhamba kepada Allah yang menjaga sekelian alam..

Apabila kita membawa dakwah agama ini, kita akan berhadapan musuh yang membenci kita tersusun rapi menyerang di segenap penjuru, mereka terdiri dari
1) Orang kafir yang yang membenci agama ini.
2) Si munafik yang yang berusaha menghancur reputasi diri dan keluarga
3) Sahabat dan teman yang menghidupkan perasaan dengki sesama sendiri
4) Syaitan yang menghasut di setiap penjuru
5) Hawa nafsu yang menggoda supaya menambahkan kecintaan keduniaan ini
Demikianlah jalan agama ini.. bersyukurlah agar terjauh dari keegoan diri dan terjauh dari sifat dan kelompok yang terkeji itu..

Telah datang Jibril kepadaku katanya :
Wahai Muhammad, hiduplah semahumu, kerana suatu masa nanti kamu  jua akan mati,
Cintailah sesiapa sahaja yang ingin di cintai, kerana suatu hari nanti pasti engkau akan berpisah dengannya,
Berbuatlah sebanyak mungkin amalan yang mampu dilakukan, kerana semua itu pasti akan di balas setiap amalan itu,
Hendaklah kamu ketahui, sesungguhnya kemuliaan mukmin itu dengan qiamnya di malam hari,
dan ketinggiannya (darjatnya disisi Allah) merasa cukup (tidak tamak) dari apa yang di miliki dari manusia itu..

Penataan cahaya yang indah, saat menjelang maghrib oleh Allah yang maha besar. Mata tidak terkelip melihat gumpalan awan yang tersusun, hanya dialah Allah yang mencipta dan menyusun setiap gumpalan awan dan titisan air yang merenjis bumi itu.....  perhatikanlah ayat ini...

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ ۖ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

Allah jualah yang menghantarkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan; kemudian Allah menyebarkan awan itu di langit sebagaimana yang dikehendakiNya, dan menjadikannya berkelompok-kelompok; lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka apabila Allah menurunkan hujan itu mengenai sesiapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambanya, mereka serta merta bergembira.

Melalui perjalanan hidup dengan penuh ketabahan dan keyakinan, menambahkan lagi ketaatan, usahlah berpaling dengan ujian hidup yang sementara, menyakini masa depan yang bercahaya dengan Islam.. Duhai insan, kita adalah hamba, sabarlah menghadapi karenah dunia, di sana Syurga yang tersedia..

Untuk mengenali ujian dan fitnah di hujung zaman dan di hujung usia, kita perlukan keikhlasan. Ikhlas dalam pegangan serta keyakinan, ikhlas dalam ibadah, ikhlas ketika bertingkah laku sesama insan, tanpa keikhlasan kitakan buta menghadapi ujian dan kerenah kehidupan di hujung zaman!!..

Bersahabatlah kerana Allah, itulah simbol keikhlasan sepanjang kehidupan, tika itu ikatan di rapatkan oleh jalinan hati yang kuat, para malaikat akan mengukuhkan persaudaraan itu, teman teman yang soleh itu akan saling ajak mengajak ke arah kebaikan, tiada rasa cemburu dan dengki, kerana kita semua hamba di sisiNya.. moga kita istiqamah mengikut Al Quran dan Hadis suatu masa nanti..

Harta tidaklah membahagiakan jika kita terlalu asyik bertelagah kerananya, tidaklah pelik pula  bila pandainya kita pandai memanfaatkan harta membawa kita ke syurga pula..kebijaksanaan kita menyusun dari Al Quran bakal menguntungkan kita..

Sentiasalah 'berbicara' dengan Allah, dalam sujudmu, dalam doamu, dalam solatmu, dalam munajatmu dalam apa jua perjalanan hidup ini.. kerana dialah sebaik baik pergantungan!!.. Ya Allah, bantulah hambamu ini...

Didiklah hati kita menjadi menjadi manusia yang rapat kepada Allah. Berlatih menjadi penyabar dan penenang, jauhilah diri menjadi pemarah dan penyombong.. sabarlah dengan kerenah hati, agar hati kita sentiasa subur dengan keimanan kepadaNya..

NASIHAT SYEIKH ABDUL QADIR Al-JAILANI قدس الله سره

Wahai pencari! Duduklah di atas lutut kamu di hadapan Tuhan kamu!

Akui dan bertaubat terhadap kesalahan-kesalahan kamu!
Tanggalkan daripada diri kamu segala kewujudan kebendaan!

Akui dan bertaubat daripada dosa-dosa kamu yang lalu dan nantikan di pintu keampunan-Nya tanpa membawa apa-apa, dalam keadaan berhajat penuh kepada-Nya!

Jika kamu lakukan ini tentunya kamu akan menerima rahmat-Nya, berkat-Nya, makrifat-Nya, kasih-Nya dan belas kasihan-Nya; dan semua dosa-dosa kamu dan kekotoran kamu akan hancur dan terlucut daripada kamu. Kerana Dia jualah Maha Besar, Pemurah, Penyayang, Tuhan yang kekal abadi, Maha Berkuasa!

[ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Sirr Al-Asrar ]

NASIHAT KEEMPAT BUAT ANAK-ANAKKU.

Wahai anakku yang tercinta ,

Selama mana engkau tidak beramal maka selama  itulah engkau tidak mendapat pahala .

Diriwayatkan bahawa ada seorang lelaki dari kalangan Bani Israel yang telah  beribadat selama 70 tahun lamanya, lalu Allah taala mahu menunjukkan keadaannya  ini kepada para malaikat, maka Allah taala mengutuskan kepadanya seorang malaikat yang memberitahu bahawa :
Walaupun ia telah beribadat 70 tahun lamanya namun ia masih belum layak untuk masuk ke dalam syurga.

Apabila malaikat ini selesai memberitahu hal  ini kepadanya  lalu ia berkata :
Itu bukan urusan  saya. Saya diciptakan untuk beribadat  kepada Allah. Maka itulah kerja yang mesti saya lakukan. Apabila malaikat itu kembali kepada Allah lalu ia berkata :
Wahai tuhanku sesungguhnya engkau Maha Mengetahui  apa yang telah diperkatakannya. Lalu Allah berfirman :

"Apabila hambaku itu tidak berpaling daripada beribadat kepadaku , maka Aku membalasnya dengan kemurahanku , Aku juga tidak akan  berpaling daripadanya . Wahai para malaikatku bersaksilah kamu semua bahawa aku telah mengampuni akan segala dosanya.

Dan telah bersabda Rasulullah ,

Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalanmu sebelum kamu ditimbang.

Dan berkata Saidina Ali ,

Siapa yang menyangka bahawa usaha ia akan dapat masuk kedalam surga maka orang itu hanya berangan-angan sahaja dan siapa yang menyangka bahawa hanya dengan usaha sahaja ia akan masuk ke dalam syurga maka orang  itu telah merasa kaya daripada rahmat Allah taala.

Dan berkata Hassan Al-Basri  r.a.

Mencari syurga tanpa amalan adalah satu dosa daripada segala dosa.

Dan beliau berkata lagi,
Tanda faham hakikat ilmu itu ialah meninggalkan memperhatikan pahala suatu amalan, bukan meninggalkan amalan .

Dan bersabda Rasulullah s.a.w :

Orang yang bijak itu ialah orang yang sentiasa menghitung dirinya dan beramal untuk kehidupan sesudah matinya. Dan orang yang bodoh ialah orang yang selalu memperturutkan kehendak nafsunya dan hanya banyak berangan-angan untuk mendapat kemurahan Allah taala.

#AYYUHAL_WALAD

NASIHAT KETIGA BUAT ANAK-ANAKKU..

Ilmu Itu Tidak Bermanfaat Kecuali Bila Sudah Diamalkan

Wahai anakku yang tercinta;
Janganlah engkau jadi orang yang muflis pada amalnya dan janganlah engkau jadikan dirimu itu kosong daripada perkara yang berfaedah dan yakinlah bahawasanya semata-mata ilmu itu belum dapat menjamin keselamatanmu di akhirat kelak.

Umpamanya: Kalau seseorang ada memiliki sepuluh bilah pedang yang sangat tajam dan juga bermacam-macam senjata yang lain dan dia pula adalah seorang yang berani dan sangat cekap dalam peperangan, lalu datang seekor singa yang garang dan terus menyerangnya. Maka apa pendapatmu, apakah semata-mata memiliki segala senjata tadi tanpa menggunakannya sudah cukup untuk menangkis serangan singa itu? Sudah tentu tidak. Segala senjata itu baru bermanfaat apabila ia digunakan oleh tuan empunya senjata itu. Maka begitulah keadaan seseorang yang telah mengetahui ratusan ilmu tetapi ia tidak beramal dengannya, maka segala ilmunya tidak akan bermanfaat kecuali setelah diamalkan. Sama pula keadaannya dengan seorang yang diserang sakit demam panas dan sakit kuning yang biasanya ia dinasihatkan meminum ubat sekanjabin dan kaskab¹ maka tidak akan hasil sembuhnya kecuali dengan meminum ubat tersebut.

*(¹) Sejenis ubat-ubatan yang merupakan campuran daripada cuka dan madu atau apa jua yang manis dicampurkan dengan yang masam

Dalam hal ini disebutkan suatu syair dalam bahasa Parsi:

كرمى دو هزار رطل همى بيماىٔي تامى نخورى نباشدت شيداىٔي

Ertinya: Seandainya engkau menimbang dua ribu kati arak, maka engkau tidak akan mabuk sehingga bila engkau meminumnya.

Jadi jika engkau belajar ilmu seratus tahun lamanya dan engkau menghimpunkan seribu buah kitab maka engkau masih belum layak mendapat rahmatt Allah Taala kecuali dengan mengamalkan ilmu ini.

Allah Taala telah berfirman:

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلاَّ مَا سَعَىٰ

surah An-Najm: 39

Maksudnya: Dan sesungguhnya manusia itu tidak akan mendapat sesuatu, kecuali apa yang diusahakannya.

Dan firmanNya lagi:

فَمَن كَانَ يَرْجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِ ۧ  فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَٰلِحًا

surah Al-Kahfi: 110

Maksudnya: Maka sesiapa yang mengharap akan bertemu Tuhannya, maka hendaklah ia beramal akan amalan yang salih.

Dan firmanNya lagi:

جَزَآءَ ۢبِمَا كَانُواْ يَكْسبُونَ

surah At-Taubah: 82

Maksudnya: (Balasan yang diberikan kepada mereka itu) adalah sebagai bagi amal yang telah mereka lakukan.

Dan firmanNya lagi:

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّٰلِحَٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً۝خَٰلِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا۝

surah Al-Kahfi: 107-108

Maksudnya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal salih adalah syurga "Jannatul Firdaus" itu sebagai tempat tinggal mereka. Mereka kekal di dalamnya dan mereka sudah tidak mahu mencari tempat yang lain daripadanya sebagai ganti.

Dan firmanNya lagi:

إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَٰلِحًا

surah Al-Furqan: 70

Maksudnya: Kecuali (ertinya tidak masuk neraka) orang yang bertaubat dan beriman serta beramal yang salih

Apabila engkau tidak beramal dengan ilmu maka apa jawapanmu terhadap hadis di bawah ini:

بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله، وأنّ محمدا رسول الله، واقام الصلاة وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت لمناستطاع اليه سبيلا
Maksudnya: Islam itu diasaskan atas lima perkara: Penyaksian bahawa tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah dan bahawa Muhammad itu Rasulullah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, mengerjakan haji ke Baitullah bagi mereka yang mampu pergi ke sana.

Maka iman itu ialah perkataan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan beramal dengan anggota.

Dan dalil yang menuntut kita supaya beramal itu sangat banyak sekali sehingga tidak dapat dihitung banyaknya. Walaupun seorang hamba itu akan masuk syurga hanya dengan rahmat dan kemurahan Allah Taala, namun rahmat dan kemurahan ini didapatkan setelah seseorang hamba itu mempersiapkan diri dengan ketaatan dan ibadat, kerana rahmat Allah itu dekat kepada hamba-hambaNya yang berbuat baik.

Seandainya ada orang berkata:
Masuk syurga itu hanya dengan semata-mata beriman¹.

*(¹) Inilah i'tiqad Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Maka kami menjawab:
Memang begitu, tetapi bilakah seseorang itu dapat sampai ke sana dengan selamat (masuk syurga) dan berapa banyak halangan dan dugaan yang besar-besar yang mesti dilaluinya sebelum sampai ke sana.

Maka dugaan yang pertama yang mesti dilaluinya ialah dugaan iman itu sendiri, apakah ia pasti selamat daripada tercabar iman sehingga ke akhir hayatnya. Dan apabila ia telah mati dalam keadaan beriman, maka apakah telah pasti pula bahawa ia tidak akan muflis atau rugi.

Dan berkata Imam Hasan Al-Basri rahimahullahu taala:
Allah Taala berfirman kepada hamba-hambaNya pada hari kiamat nanti: "Masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmatKu, dan tentukan kedudukan kamu masing-masing mengikuti amalan kamu".

#Ayyuhal_Walad

10 PENYAKIT PENGAMAL TAREKAT


Terdapat berbagai penyakit batin yang sukar disedari oleh pengamal tarekat yang boleh membinasakan perjalanan zahir dan batin mereka kepada Allah. Antaranya ialah:

1. TERASA ADA AMALAN

Maksudnya seseorang itu merasakan bahawa dirinya itu telah banyak berbuat amal soleh; banyak sembahyang, puasa, zikir, banyak sedekah dan sebagainya lagi. Jika ada rasa demikianmaka rosaklah perjalanan keruhaniannya. Rasa yang demikian itu bukan sahaja akan menimbulkan sifat riak, ujub dan sebagainya tetapi ianya boleh menyebabkan syirik atau menyengutukan Allah. Oleh kerana itu seseorang salik itu dikehendaki merasa-rasakan secara bersungguh-sungguh bahawa segala amalnya yang soleh itu adalah kurnia Allah semata-mata, hal Allah semata-mata, dari Allah semata-mata.

Setelah rasa begitu dapat dihayati sebenar-benarnya, maka InsyaAllah ia akan dikurniakan oleh Allah Tauhid Af’al atau tauhid pada perbuatan Allah, di mana seorang itu pada peringkat tersebut dapat melihat keesaan perbuatan Allah semata-mata akan tercapailah ketiga-tiga syarat bagi penerimaan amal iaitu ikhlas, fana’ (amalan diri dalam perbuatan Allah) dan benar-benar berasa bahawa tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah semata-mata.Kesimpulannya: Bila terasa ada amal maka Tauhid Af’al tidak akan tercapai.

2. PANJANG ANGAN-ANGAN NAFSU KEDUNIAANNYA

Khalifah Ali (r.a.) pernah menyebutkan bahawa panjang angan-angan nafsu keduniaan itu adalah punca segala kesalahan atau dosa. Orang yang panjang angan-angan nafsu keduniaannya itu sentiasa lena dihayun oleh berbagai jenis angan-angannya itu. Pada setiap saat hatinya berkata-kata: “Aku akan buat ini, buat itu. Kalau aku buat ini akan jadi begini dan kalau aku buat yang lain akan jadi begitu…”

Tegasnya ia akan dilamun oleh berbagai fikiran dan rancangannya sendiri yang tidak akan ada titik perhentiannya sama sekali. Hal demikian adalah mengambarkan bahawa orang tersebut jahil terhadap Tauhid, sebab orang yang jahil Tauhid menurut Ibn Ata’illah hatinya sentiasa berkata: “Apakah yang akan aku buat”.

Orang yang benar Tauhidnya pula menurut beliau, hatinya sentiasa berkata:”Apakah yang Allah akan buat terhadap dirinya itu”. Di samping itu orang yang panjang angan-angan keduniaan itu hatinya akan menjadi gelap disebabkan berbagai gambaran kebendaan sentiasa memenuhi ruang di hatinya sehingga Allah tidak akan mendapat ruang di hati lagi, pada hal hati itu untuk Allah. Nabi bersabda, ertinya: ”Hati itu rumah Allah” Maksudnya hati itulah tempat yang dipilih dan dibersihkan oleh Allah dan dimuliakan sebagai jalan perhubungan antara Allah dengan hambaNya. Oleh itu hati itu tidak boleh dimasuki sesuatu yang lain dari Allah.

Samalah keadaan hati itu seperti Kaabah, kerana Kaabah itu adalah dikatakan sebagai Rumah Allah. Kalau Kaabah itu mesti bersih dari perkara-perkara yang boleh menjatuhkan kesuciannya, maka begitu jugalah dengan hati, ia mesti bersih dari sesuatu yang mengotori ruang hati serta mengelapkannya.

Dari angan-angan keduniaan itu maka akan timbullah berbagai sifat tercela seperti tamak, hasad dengki, gemar kemasyhuran dan sebagainya. Perlu diingatkan bahawa sebahagian daripada angan-angan keduniaan itu ialah angan-angan seorang itu mengenai akhirat, tetapi cita-cita dan angan-angan itu telah dikotori oleh berbagai kehendak nafsunya.

Ramai orang terjerat di dalam perangkap ini tidak dapat menyedari dirinya itu sendiri. Misalnya, seorang itu membanyakkan usahanya berzikir siang dan malam, tetapi hati kecilnya terlintas bahawa dengan berbuat demikan maka ia akan cepat menjadi wali atau menjadi seorang Syeikh atau lekas fana’ dan sebagainya.

Sepatutnya ia bercita-cita supaya dapat ma’rifatullah dan keredhaanNya. Demikian juga seorang salik yang berhenti dari kerja mencari rezeki atau berhenti dari belajar Ilmu Islam kerana didorong supaya cepat naik maqam atau cepat mencapai matlamat perjalanannya; kononnya jika ia menumpukan zikir dan beramal ibadat sahaja maka cepatlah sampai kepada matlamat yang dituju. Sebenarnya hal demikian itu masih dipenuhi nafsu keduniaan yang pada zahirnya macam cita-cita akhirat.

3. HATI BERKATA ATAU TERLINTAS BAHAWA DIRINYA TELAH MENCAPAI TARAF WALI

Sifat demikian adalah berlawanan dengan kehendak Allah, kerana Allah melarang seseorang itu dari perbuatan mengaku diri sendiri itu suci dan bersih. Allah berfirman, maksudnya :“Maka janganlah kamu mengaku bahawa diri kamu itu suci. Dialah (Allah) yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa”.

Nabi bersabda yang bermaksud: “Tanda kecelakaan (masuk neraka) itu empat perkara: (Pertama), Lupakan dosa-dosa yang dilakukan, pada hal dosa-dosa itu masih utuh di sisi Allah. (Kedua), Ingatkan berbagai kebaikan yang dilakukan, pada hal ia tidak tahu samada kebaikan itu diterima atau ditolak oleh Allah. (Ketiga), Memandang orang yang di atas mengenai hal keduniaan. (Keempat), Memandang orang yang di bawah (lebih rendah) mengenai hal-hal agama. maka Allah berfirman (kepada orang ini): “Aku mahukan orang ini, tetapi ia tidak mahukan Aku, maka Aku pun tinggalkan sahaja”

Sebenarnya, bila seseorang itu tinggi darjatnya di sisi Allah, maka ia akan terasa rendah; bila ruhaninya bersih, maka ia terasa kotor dan banyak dosa; bila telah menjadi wali, maka terasa dirinya masih jauh dari kecintaan Allah. Sebaliknya, orang yang masih bergelumang dengan dosa itu biasanya merasakan dirinya sudah bersih, sudah menjadi wali Allah. Oleh yang demikian seseorang itu yang terasa telah menjadi wali itu telah tersimpang jauh dari arah perjalanannya yang sebenar. Ia tidak akan sampai ke matlamat yang dituju dan ia tetap jatuh tersungkur yang sukar untuk bangun semula.

4. SUKA DAN SENANG HATI BILA DIKERUMUNI OLEH ORANG RAMAI.

Bila ramai orang berada di sekelilingnya, kerana menyokong dan menyukainya maka ia berasa seronok, suka dan senang hati. Sebaliknya, bila orang ramai menjauhkan diri daripadanya maka ia berasa susah hati. Sifat demikian boleh merosakkan keruhanian seseorang salik, kerana pada hakikatnya ia masih memandang makhluk dan tidak memandang Allah. Di samping itu, sifat demikian itu menunjukkan bahawa ia masih sukakan kemasyhuran, kemuliaan, keagungan dan sifat-sifat lain yang seumpamanya.

Semua sifat tersebut adalah pakaian Allah bukan pakaian makhluk atau manusia. Ibrahim bin Adham berkata: ”Seseorang yang tidak meninggalkan kemuliaan kepada kehinaan, ia tidak akan sampai ke darjat orang yang solihin”. Seorang murid Syeikh Abu Yazid Al-Bustami pernah mengadu kepadanya bahawa ia telah beramal di bawah pimpinan Syeikh Abu Yazid selama 30 tahun, tetapi ia terasa tidak mendapat apa-apa perubahan, masih tetap di tahap dahulu juga, maka apakah yang menyebabkan jadi begitu? Syeikh Abu Yazid Al-Bustami menjelaskan bahawa jika muridnya itu beramal selama 1,000 tahun lagi pun, tetap tidak akan berubah keadaan dirinya itu, kecuali ia membuang semua sifat berasa mulia dan tinggi di mata masyarakat itu.

Seorang itu dikehendaki menjadi hamba Allah, bukan hamba manusia. Bila seseorang itu suka kepada manusia, maka ia jadi hamba manusia, bukan hamba Allah. Seorang hamba Allah hanya sibuk dengan Allah, senang dengan Allah, cinta hanya terhadap Allah, harapannya hanya pada Allah dan tidak kepada yang lain.

5. BERASA PUAS HATI DENGAN BERBAGAI BAYANGAN MIMPI

Sifat tersebut akan mendorongkannya untuk berpegang terhadap berbagai tafsiran mimpi yang dialaminya itu. Lama kelamaan ia akan disesatkan oleh syaitan menerusi tafsiran-tafsiran mimpi itu sendiri, tanpa dapat menyedari kesalahan dirinya itu sampai bila-bila. Malahan setiap ia beramal, maka ia mengharapkan untuk mendapat mimpi yang baik-baik atau yang ia anggap dapat menguntungkan dirinya.

Bagaimana akibatnya nanti bila dia itu bermimpi bahawa si pulan itu berzina, si pulan bin pulan itu mesti dibunuh dan sebagainya lagi? Tentu akan menimbulkan fitnah besar di dalam masyarakat. Ternyata orang yang berpegang terhadap mimpi itu telah hanyut dari tujuan perjalanannya yang dirumuskan dalam doa munajatnya sendiri.

6. BERASA JINAK, SERONOK TERHADAP WIRID ATAU ZIKIR YANG DILAKUKAN

Sifat ini juga dilarang, kerana ianya boleh melalaikan seseorang itu dari mengingati Allah yang sebenar. Apa yang disuruh oleh Allah ketika berzikir atau berwirid itu ialah mengingati Allah, seronok dan senang hati terhadap Allah, bukan terhadap wirid dan zikir yang dibaca itu. Jika seronok dan senang hati dengan wirid dan zikir yang dibacakan itu, maka samalah juga ia seronok mendengar lagu atau nyanyian dari penyanyi.

Sifat tersebut akan menjadi hijab, kerana seseorang akan terhenti di tahap wirid dan zikirnya itu sahaja, sedang perjalanannya yang sebenar masih jauh lagi.

Bagaimana jika seseorang itu mendapat mimpi ? Jika mimpi itu baik maka hendaklah ia bersyukur dan jika sebaliknya maka hendaklah ia berlindung dengan Allah, jalan terus, jangan dihiraukan sangat mimpi itu.

7. BERASA LAZAT DAN PUAS HATI TERHADAP NATIJAH-NATIJAH ZIKIR AL-WARIDAT

Demikian juga berbagai pemandangan ruh atau mata hati terhadap rahsia-rahsia perjalanan menuju Allah itu adalah juga termasuk di dalam makna al-waridat itu. Di kalangan ahli Tariqat di Malaysia ini, al-waridat itu di istilahkan sebagai natijah-natijah zikir. Al-Imam Al-Ghazali mengibaratkan orang yang berasa seronok dan lazat dengan al-waridat itu seperti anak-anak kecil yang menangis, lalu diberikan gula-gula atau anak -anak patung, maka iapun merasa seronok lalu diam dan berhenti dari menangis, kerana ia puas hati dengan gula-gula atau anak-anak patung itu.

Al-Imam Al-Ghazali juga mengambarkan bahawa perjalanan ruhani seseorang menuju Allah itu dapat disamakan dengan perjalanan seseorang menemui raja yang bersemayam di atas singgahsana di dalam istananya; bila seseorang yang mahu menemuinya maka keluar dari rumahnya untuk menemui raja itu, sudah tentu akan mengambil masa yang lama disebabkan perjalanannya yang jauh itu; dalam perjalanannya itu tentu ada kampung, kebun, ladang, dan berbagai pemandangan lagi; bila sampai di kawasan istana pula tentulah pemandangan lebih menarik dan indah. Jika seseorang salik itu tertarik dengan pemandangan-pemandangan itu semua dan berasa seronok, sudah tentulah ia akan terlupa tujuan asal untuk menemui raja itu.

Apa yang paling membahayakan ialah seseorang itu berasa telah sampai kepada raja yang dituju, pada hal ia masih jauh lagi dari istana atau mungkin juga ia masih berlegar-legar di halaman istana. Oleh yang demikian, maka sifat berasa lazat, seronok dengan al-waridat itu menjadi hijab hati atau ruhani yang merosakkan perjalanannya. Lebih hebat lagi bila seseorang itu telah dihantui dan dicandui oleh perasaan seronok dan lazat dengan al-waridat tersebut. Di tahap tersebut, orang tersebut akan dihanyutkan oleh al-waridat itu sendiri, sehingga bila satu masa nanti al-waridat terasa tidak ada maka hati kecilnya mula berperangsangka buruk terhadap Allah, dirinya sendiri, terhadap gurunya dan para sahabatnya.

Bagaimana mahu menerima al-waridat itu? Terimalah dengan bersyukur kepada Allah, jika ianya tidak berlawanan dengan Al-Quran dan sunnah Nabi dan jika tidak berlawanan dengan kata-kata ulama yang arif billah. Tetapi janganlah dihiraukan sangat al-waridat tersebut. Jika al-waridat tersebut berlawanan dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi atau pandangan ulama arif billah, maka hendaklah ianya kita sisihkan sahaja, jangan pandang langsung.

Di sinilah letaknya bahawa seseorang itu mesti terus menimba ilmu, tauhid, feqah dan tasauf, kerana tanpa ilmu sukar untuk menentukan al-waridat itu hak atau batil.Seorang yang tidak mahu mengerjakan sembahyang, tidak mahu menceburkan diri dalam masyarakat atau sebagainya, pada hal gurunya tidak ada mengajarkan demikian adalah berpunca dari kesilapannya sendiri iaitu terlalu berpegang terhadap al-waridat, walaupun ia jahil mengenai Al-Quran, Sunnah Nabi dan pandangan para ulama yang sebenarnya.

8. DIAM, NEGATIF TIDAK POSITIF TERHADAP JANJI-JANJI BAIK ALLAH

Allah menyuruh hamba-hambaNya untuk berbuat baik, malahan Allah menyuruh supaya para hambaNya itu berlumba-lumba untuk berbuat berbagai kebaikan. Allah berfirman, maksudnya: “Hendaklah kamu berlumba-lumba untuk membuat berbagai kebaikan”. (Surah Al-Anbia: Ayat 90)

Kebaikan yang Allah perintahkan untuk dilakukan selain daripada perkara-perkara yang difardhukan adalah terlalu banyak. Oleh itu seseorang itu, setelah menunaikan yang difardhukan, maka hendaklah ia aktif, cergas dan bersegera berbuat kebaikan itu.

Ingatlah bahawa orang yang berhenti (waqif) itu adalah orang yang masih mula berjalan, seorang salik pula adalah berjalan terus (sair) sedang seorang yang telah sampai kepada hakikat (wasil) pula adalah sentiasa terbang, bukan hanya ruhaniyahnya tetapi juga aspek zahirnya.

Contoh kita ialah Nabi Muhammad S.A.W. Tidakkah Baginda itu sentiasa aktif, cergas dalam hidupnya untuk berbuat kebaikan yang sebaik-baiknya. Sebab itulah Allah menyatakan bahawa hamba – hamba Allah yang sebenarnya itu ialah mereka yang mendengar ajaran Allah lalu melakukan yang terbaik sekali.

Maksudnya:
“Hamba-hamba Allah yang sebenar itu ialah mereka yang mendengar ajaran Allah lalu diikuti (dibuat) yang lebih dalam lagi dalam perkara- perkara yang membantu menyempurnakan amalan salik”.

9. BERPADA DENGAN BERPEGANG KEPADA SANGKAAN-SANGKAAN SAHAJA

Perjalanan ruhaniyah adalah amat sulit dan banyak liku-likunya yang mudah menyesatkan, lebih sulit dan lebih bahaya lagi jika dibandingkan dengan perjalanan di dalam hutan dara yang terlalu tebal. Oleh itu ia perlukan ilmu yang tepat dan benar sebagaimana yang ada di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi serta yang terdapat di dalam kitab-kitab yang mu’tabar.

Jika seseorang hanya berpandu kepada sangkaan-sangkaannya sahaja, sudah tentulah ia akan sesat. Dari sudut yang lain pula dapat kita gambarkan bahawa jalan keruhanian itu seperti sebuah cermin yang bersih, tetapi ada garis pembahagi sebelah kiri dan kanan; sebelah kiri adalah iblis dan kesesatan sedang sebelah kanan adalah yang hak atau yang benar yang dikehendaki oleh Allah.

Tetapi garis pembahagi di cermin yang memisahkan kiri dan kanan itu tidak Nampak dan terlalu sukar untuk dilihat sehingga orang yang berjalan di atasnya telah jauh terseleweng ke kiri, tetapi ia masih yakin berada di sebelah kanan (Ia telah sesat, tetapi ia merasakan masih berada di dalam kebenaran).

Hanya bila kita berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah serta pandangan ulama yang arif billah sahajalah yang dapat menyedarkan diri samada kita telah sesat atau berada di dalam kebenaran Allah.Kebanyakan kesesatan dan tindakan serta tingkah laku pengamal-pengamal ilmu tasauf yang menyalahi syariat Islam adalah berpunca
dari sangkaan-sangkaan mereka sendiri seperti yang disebutkan itu.

10. MENIPU ALLAH

Perbuatan menipu Allah ini banyak berlaku di kalangan orang-orang yang jahil, terutamanya seseorang yang jahil murakkab iaitu ia jahil dan tidak mahu belajar serta tidak mahu mendengar kebenaran yang disampaikan kepadanya, malahan ia bersikap bodoh sombong dengan sifat kejahilan dirinya itu.

Contoh – contoh perbuatan menipu Allah itu ialah seperti tidak mahu sembahyang kononnya ia telah melakukan sembahyang daim (hatinya terus sembahyang tanpa putus) , berjudi itu rezeki yang Allah beri juga seperti sumber-sumber rezeki lainnya, kerana hakikat rezeki itu datangnya dari Allah belaka; berdoa itu syirik kerana bila berdoa bererti menuduh Allah tidak tahu untuk mengurus diri para makhluknya, sembahyang itu syirik kerana ada niat sengaja aku sembahayang, tidak sembahyang dosa besar, dosa besar diampunkan, tetapi syirik tidak diampunkan.

Oleh itu tidak buat sembahyang adalah lebih baik daripada melakukannya. Kata-kata si jahil seperti itu adalah merupakan kata-kata loyar buruk semata-mata. Mereka akan dimasukkan ke neraka oleh Allah dengan cara yang amat menyakitkan hatinya.

Tegasnya Allah akan berloyar buruk terhadap mereka. Misalnya, orang itu akan dimasukkan di dalam satu bekas dan bekas itu dimasukkan ke neraka; bila mereka bertanya mengapa mereka dimasukkan ke neraka, maka Allah menjawab bahawa Allah tidak membakar mereka tetapi hanya mahu membakar bekas itu sahaja! Wallahu a’lam

Posted: 9 November, 2012 in KERTAS KERJA ILMIAH, TAREKAT@TASAWUF.
Tags: Angan-Angan, Menipu, Pengamal, Penyakit, Senang Hati, Seronok, Tarekat, Wali, Wirid, Zikir
10 PENYAKIT PENGAMAL TAREKAT
oleh: Tuan Guru Dr Hj Jahid Bin Hj Sidek

NASIHAT IMAN USTAZ AKHI AHAMAD RIZAM 2


Orang yang selalu merendahkan dirinya, maka ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hatinya. Karena dia tidak perlu menyombongkan dirinya dihadapan orang lain dan tidak akan merasa iri ketika ada orang lain yang lebih tinggi dan lebih hebat darinya.

Lalai merupakan penyakit berbahaya bila seseorang telah terjangkit dan penyakit tersebut telah merebak didalam dirinya.
Maka ia tidak akan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, berdzikir mengingat-Nya, dan beribadah kepada-Nya, akan tetapi menyibukkan diri dengan berbagai perkara yang sia-sia dan jauh dari dzikir mengingat Allah.

Terkadang ada orang yang memiliki badan sehat namun tidak memiliki waktu luang disebabkan oleh pekerjaannya. Terkadang juga ada orang yang kaya tetapi dia sakit.
Jika ada orang yang memiliki kedua hal tersebut, lalu dia malas untuk berbuat taat, maka dialah orang yang merugikan dirinya sendiri.

Kehidupan dalam zaman yang serba mencabar menuntut manusia untuk sentiasa berdaya saing, kedepan, sering menggoda jiwa dan fikiran kita supaya sentiasa mahu merasa lebih atau setidak-tidaknya setanding dengan orang di sekeliling. Kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita ada kerana jiwa dan fikiran kita sentiasa melihat kelebihan orang lain. Orang lain itu begini, untungnya dia. Orang lain itu begitu, untunglah dia. Kita tidak lagi berminat untuk menjadi diri sendiri. Sebaliknya, sentiasa mengikut arus perdana orang lain. Perasaan serba kekurangan pada diri menyebabkan jiwa tidak damai dan tenang. Sangat ramai di kalangan manusia sibuk berfikir bagaimana hendak mendapat yang diidamkan. Tetapi sangat sedikit manusia yang berfikir, bagaimana hendak bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dengan apa yang dimiliki.

Mohon lah hidayah dan taufiq dari Allah.

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.” Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?” beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

NASIHAT IMAN SYEIKH MUHD ZAINUL ASRI 2

اللّهمّ صلّ على سيّدنا محمّد.

Manusia ini selalu berangan angan dengan pekara yang jauh kehadapan. Sedangkan mereka lupa akan kematian. Padahal kematian itu dekat sahaja dengan kita .

" Ciptalah nama bagi nama kita ada dalam Syurga. Cipta nama kita bagi nama kita tersenarai sebagai PENGHUNI SYURGA ALLAH..  Tiket Syurga beli di sini (dunia), baru ada tempat di sana (SYURGA)"

"Selagi mana kita belum beramal,  kita tidak akan tahu macam mana rasa mesra dengan Allah SWT.

"Ibarat lastik..sekuat mana ditarik sejauh itulah batu akan pergi....begitu juga dalam mendapatkan CINTA ALLAH... Sekuat mana kemahuan kita dalam mendapatkan CINTA ALLAH... setara itulah CINTA akan diperolehi"

"Kita tidak akan ditolong oleh ALLAH SWT, kalau kita tidak yakin kepada ALLAH. ALLAH SWT akan tolong kita mengikut berapa kadar kita yakin kepada DIA".

Orang yang banyak buat dosa di bumi bererti dia sedang mengutip bahan-bahan untuk membakar dirinya sendiri kelak.

"Kalau dunia ada di dalam hati kita, habis kita, virus makan dalam, rosak semuanya, hilang khusyuk sembahyang, hilang barakah, hilang pandangan ALLAH. Tiada keredhaan ALLAH... Jadi, jangan duduk dalam KETIDAKREDHAAN ALLAH kepada kita."

"Buang apa saja selain dari ALLAH yang ada dalam hati. Jiwa yang ada selain ALLAH  tidak akan tenang. Dia tak duk di level mutmainnah. Dia sentiasa keluh kesah, dia tak tenang, dia tak ada bahagia.. Kalau ALLAH uji, kelam kabut... berselerak!"
Sedangkan, orang yang hanya ada ALLAH dalam hati, bila ALLAH uji, semakin dekat dia dengan ALLAH, semakin kuat dia bergantung dengan ALLAH, semakin kejap.''

Semakin bertambah MA'RIFATULLAH kita di dunia, semakin bertambah rasa seronok ketika melihat ALLAH SWT di SYURGA.

"Sucikan hati sesuci-sucinya. Bersihkan sebersih- bersihnya, bagi kilat sekilat-kilatnya. Itulah perjuangan kita di dunia ini. Itulah hati yang dipandang ALLAH.. Hati bersih barulah  ALLAH pandang."

"Rugi sungguh orang yang ada hati tapi tak guna untuk mengenal TUHAN."

“Hati yang rendah adalah hati orang yang selalu merasakan dia berdosa.”

“Sesiapa menjaga pandangannya, maka ALLAH akan memberi (untuknya) kemanisan dalam beribadat.”

"Laluan kepada TUHAN ialah laluan yang dipenuhi dengan ujian. Para WALI menempuhi ujian dengan cinta."

Lebih ditakuti ialah bilamana NABI SAW tidak perhati kita. Macam mana tidak diperhati NABI? kita  lupa (selawat) kepada NABI SAW.
اللهم صل على سيدنا محمد

Thursday, 8 February 2018

NASIHAT KEDUA BUAT ANAK-ANAKKU

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين

Wahai anakku yang tercinta dan kekasih yang mulia, semoga Allah Taala memanjangkan umurmu dalam berbuat taat kepadaNya dan semoga Allah Taala memudahkan bagimu untuk mengikuti jalan para kekasihNya.

Ketahuilah olehmu bahawasanya apa jua cabang nasihat itu adalah berasal daripada sumber kenabian (maksudnya hadis Rasulullah s.a.w.). Oleh kerana itu, apabila telah sampai kepadamu suatu nasihat yang berpunca daripada sumber ini maka apa perlunya lagi engkau kepada nasihat saya. Dan apabila masih belum sampai kepadamu suatu nasihat daripada sumber ini maka sebenarnya ilmu apa yang telah engkau pelajari selama ini?

Bagaimana Sepatutnya Kita Menerima Nasihat

Wahai anakku yang tercinta;

Memberi nasihat itu sebenarnya mudah sahaja dan yang berat ialah menerima isi nasihat tersebut kerana setiap nasihat itu dirasakan tersangat pahit bagi siapa yang selalu mengikuti kehendak hawa nafsunya. Nafsu sangat mencintai perkara-perkara yang dilarang apatah lagi bagi orang yang mencari ilmu yang rasmi (maksudnya mencari ilmu supaya mendapat sesuatu gelaran rasmi) serta sentiasa sibuk untuk menonjolkan kehebatan diri dan menghimpunkan kesenangan dunia, kerana orang yang seperti ini biasanya menganggap bahawa hanya dengan sekadar memperolehi ilmu itu sudah cukup menjadi sebab keselamatannya dan sebab kebahagiaannya maka ia tidak perlu beramal dengan ilmu yang dipelajarinya itu. Orang yang seperti ini sebenarnya telah terpengaruh dengan i'tiqad dan aliran pemikiran falsafah¹. Subhanallah, alangkah kelirunya pemikiran yang seperti ini. Bukankah ia telah mengetahui bahawasanya seseorang itu apabila telah dapat menghasilkan ilmu kemudian ia tidak beramal dengan ilmu yang telah diketahuinya itu, nanti pada hari kiamat ia akan disoal dengan soalan yang lebih berat daripada orang yang tidak mengetahui apa-apa. Seperti apa yang telah disebutkan dalam hadis Rasulullah s.a.w.:

"اَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، عَالِمٌ لاَ يَنْفَعُهُ اللهُ بِعِلْمِهِ"

Ertinya: Orang yang paling pedih seksaannya pada hari kiamat nanti ialah seorang alimyang tidak memberi manfaat akan dia oleh Allah dengan ilmunya.

Dan diriwayatkan daripada Imam Al-Junaib Al-Baghdadi Qaddasallahu Sirrahu bahawa beliau ada seorang yang telah bermimpi dengan beliau di waktu tidur selepas kematian beliau. Lalu orang ini bertanya kepada Imam Al-Junaib Al-Baghdadi dengan katanya: Apa khabar kamu wahai Abu Al-Qasim (Al-Junaidi Al-Baghdadi). Lalu Imam Al-Junaib Al-Baghdadi menjawab: Sebenarnya telah hilang segala ilmu yang zahir dan juga telah hilang ilmu yang batin. Dan tidak ada lagi yang bermanfaat kecuali hanya beberapa rakaat yang sempat kami lakukan di tengah malam.

MUQADDIMAH NASIHAT


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين

Wahai anakku yang tercinta dan kekasih yang mulia, semoga Allah Taala memanjangkan umurmu dalam berbuat taat kepadaNya dan semoga Allah Taala memudahkan bagimu untuk mengikuti jalan para kekasihNya.

Ketahuilah olehmu bahawasanya apa jua cabang nasihat itu adalah berasal daripada sumber kenabian (maksudnya hadis Rasulullah s.a.w.). Oleh kerana itu, apabila telah sampai kepadamu suatu nasihat yang berpunca daripada sumber ini maka apa perlunya lagi engkau kepada nasihat saya. Dan apabila masih belum sampai kepadamu suatu nasihat daripada sumber ini maka sebenarnya ilmu apa yang telah engkau pelajari selama ini?

NASIHAT PERTAMA
Waktu Itu Ialah Kehidupan

Wahai anakku yang tercinta;

Sebahagian daripada nasihat Rasulullah s.a.w. kepada umatnya ialah:

عَلاَمَةُ اِعْرَاضِ اللهِ تَعَالَى عَنِ الْعَبْدِ، اشْتِغَالُهُ بِمَا لاَ يَعْنِيهِ، وَ اَنﱠ امْرَأً ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مَنْ عُمُرِهِ، في غَيرِ مَا خُلِقَ لَهُ مِنَ الْعِبَادَةِ، لَجَدِيرٌ اَنْ تَطُولَ عَلَيْهِ حَسْرَتُهُ، وَ مَنْ جَاوَزَ اَلأرْبَعِينَ وَلَمْ يَغْلِبْ خَيْرُهُ عَلَى شَرﱢهِ فَلْيَتَجَهَّزْ إِلَى النَّارِ

Ertinya: "Adalah dikira sebagai berpalingnya Allah Taala daripada seseorang hamba apabila ia selalu mengerjakan perkara yang tidak berfaedah. Dan seandainya ada satu saat sahaja daripada umurnya yang telah digunakan pada barang yang bukan merupakan tujuan hidupnya (iaitu beribadat kepada Allah) maka layaklah bahawa akan panjang penyesalannya (pada hari kiamat nanti) dan siapa yang umurnya lebih empat puluh tahun sedangkan kebaikannya masih belum dapat melebihi kejahatannya maka layaklah ia mempersiapkan dirinya untuk memasuki api neraka".

Sebenarnya sekadar ini sudah cukup untuk menjadi nasihay kepada semua orang yang berilmu.

Sunday, 4 February 2018

Cara Mendoakan Anak Yang Berkesan.

Setiap lepas solat anda jangan lupa mendoakan anak-anak anda supaya mereka menjadi anak-anak yg soleh dan solehah dan berbahagian dunia dan akhirat

Selain daripada itu doa anda di perlukan untuk anak-anak anda iaitu setiap kali melihat wajah anak anda dari dia bayi hingga dia bersekolah.perlulah anda mendoakannya.

1. Ketika melihat dia sedang bermain-main, anda perlu berdoa "Ya Allah baguskanlah nasibnya".

2. Ketika melihat dia sedang menyiapkan kerja-kerja sekolah, anda perlu berdoa "Ya Allah bahagiakan hidupnya dunia akhirat".

3. Ketika anda melihat anak anda sedang makan, ada patut berdoa "Ya Allah kurniakan rezeki yang melimpah ruah untuknya yang berkat dan yang membawa kebaikan".

4. Ketika anda melihat anak anda sedang tidur, saya berdoa "Ya Allah pandanglah dia dengan pandangan kasih sayang-MU".

5. Setiap kali anda lihat anak anda dalam apa keadaan sekali pun, anda perlu doakan mereka.

Doa apa saja yang terlintas difikiran anda, kerana anda perlu yakin bahawa sekarang, esok atau lusa, pasti ada diantara doa-doa tersebut yang dimakbulkan oleh Allah SWT kerana doa ibu bapa kepada anak-anaknya mustajab di sisi Allah SWT.

Sabda Rasulullah SAW: “Tiga jenis doa mustajab yang tidak diragukan keajaibannya adalah doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang dizalimi,”

(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Saturday, 3 February 2018

HUKUM TAWASSUL DENGAN ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA

Diantara ulama' yang membolehkan adalah Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Nawawi, Imam Subki, al-Qasthalani (ahli hadis), al-Hakim, al-Hafidz al-Baihaqi, al-Hafidz al-Thabrani, al-Hafidz al-Haitsami, Ibnu Hajar al-Haitami, al-Karmani, al-Jazari, Ibnu al-Hajj, al-Sumhudi dan masih banyak lagi ulama lain yang membolehkannya.

Berikut ini adalah dalil hadith tentang tawassul dengan orang-orang yang telah meninggal dunia: “Diriwayatkan dari Utsman bin Hunaif bahawa ada seorang lelaki datang kepada (Khalifah) Utsman bin Affan untuk memenuhi hajatnya, namun Sayyidina Utsman tidak menoleh ke arahnya dan tidak mempedulikan keinginannya. Kemudian ia bertemu dengan Utsman bin Hunaif (perawi) dan mengadu kepadanya. Utsman bin Hunaif berkata: Ambillah air wudhu' kemudian masuklah ke masjid, solatlah dua rakaat dan bacalah: “Ya Allah sesungguhnya aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta Tuhanmu melaluimu agar hajatku dikabulkan. Sebutlah apa keinginanmu”. Lalu lelaki tadi melakukan apa yang dikatakan oleh Utsman bin Hunaif dan ia memasuki pintu (Khalifah) Utsman bin Affan. Maka para penjaga memegang tangannya dan dibawa masuk ke hadapan Utsman bin Affan dan diletakkan di tempat duduk. Utsman bin Affan berkata: Apa hajatmu? Lelaki tersebut menyampaikan hajatnya, dan Utsman bin Affan memutuskan permasalahannya”. (HR. Al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah. Doa ini dikutip oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Majmu' al-Fatawa, I/264, dan al-Tawassul wa al-Wasilah, II/199)

Ulama' Ahli hadith al-Hafidz al-Haitsami berkata: “Dan sungguh al-Thabrani berkata (setelah al-Thabrani menyebut semua jalur riwayatnya): "Riwayat ini sahih”. (Majma’ al-Zawaid, II/565)

Bahkan Utsman bin Hunaif menyaksikan sendiri ketika Rasulullah Saw mengajarkan doa Tawassul diatas sebagaimana dalam riwayat sahih berikut ini: “Dari Utsman bin Hunaif: “Suatu hari seorang yang buta datang kepada Rasulullah saw, ia berkata: “Wahai Rasulullah, ajarkan saya sebuah doa yang akan saya baca agar Allah mengembalikan penglihatan saya”. Rasulullah berkata: “Bacalah doa (Allahumma inni as'aluka wa atawajjahu ilaika bi nabiyyika nabiyyirrahmati Ya Muhammad qad tawajjahtu bika ila Rabbi. Allahumma Syaffi'hu fiyya wa syaffi'ni fi nafsi): “Ya Allah sesungguhnya aku meminta-Mu dan menghadap kepada-Mu melalui Nabi-Mu yang penuh kasih sayang, wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap kepadamu dan minta Tuhanmu melaluimu agar dibukakan mataku, Ya Allah berilah ia syafaat untukku dan berilah aku syafaat. Kemudian ia berdoa dengan doa tersebut, ia berdiri dan telah boleh melihat” (HR. Hakim dan al-Tirmidzi)

Ketaatan Kepada Allah.

"Boleh jadi Allah سبحانه وتعالى membuka pintu ketaatan bagimu, tetapi tidak membuka pintu penerimaan amal bagimu. Boleh jadi Allah mentakdirkan kederhakaan ke atas dirimu. Lalu kederhakaan itu menjadi asbab yang menghantarkan kepada keredhaan Allah سبحانه وتعالى. Kederhakaan yang membuahkan ketaatan dan keredhaan kepada Allah سبحانه وتعالى adalah lebih baik daripada ketaatan yang membuahkan ujub dan kesombongan terhadap dirinya."

"Bagi mereka yang diberi taufiq dan hidayah oleh Allah سبحانه وتعالى untuk membuat ketaatan, jangan pula kamu berasa seperti malaikat dihadapan khalayak ramai. Dan bagi mereka yang sering melakukan dosa dan maksiat, jangan kamu berasa putus asa daripada mendapatkan rahmat Allah سبحانه وتعالى."

"Jika didalam luh mahfuz itu, namanya mungkin sudah tercatit sebagai wali Allah سبحانه وتعالى. Akan tetapi, kita melihat secara zahirnya orang itu adalah ahli maksiat. Dia tidak solat, ibadahnya kurang sedekah nya kurang buat yang wajib saja yang sunat tinggal. Jika dia menghadapi masalah didalam hidupnya, seperti rezekinya tidak cukup, hidup serba kekurangan, ditimpa penyakit dan sebagainya."

"Ketahuilah Allah سبحانه وتعالى ingin menghapuskan dosa-dosanya dan menaikkan darjatnya. Atau menjadikkannya sebagai wali Allah سبحانه وتعالى. Jika dia dipilih oleh Allah سبحانه وتعالى dan namanya tertulis didalam luh mahfuz sebagai wali Allah سبحانه وتعالى orang-orang soleh. Menjadi antara orang-orang yang terpilih."

"Soalan ditanya. Bolehkah seseorang itu bercita-cita untuk menjadi wali Allah سبحانه وتعالى? Menjadi Antara Kekasih Allah سبحانه وتعالى? Maka hukumnya, boleh. Bahkan, itulah cita-cita yang sepatutnya ada didalam hati seorang mukmin. Ianya tidak mustahil. Antara syarat untuk menjadi Wali Allah سبحانه وتعالى adalah dia mesti mempunyai ilmu."

"Untuk menjadi wali Allah سبحانه وتعالى dia mesti orang yang berilmu. Tidak mungkin seorang wali Allah, itu dia tidak berilmu. Ulama mengatakan, Mustahil seorang wali Allah itu dia adalah orang orang yang jahil. Jika dia jahil, dan Allah menginginkannya untuk menjadi wali-Nya. Maka, Allah سبحانه وتعالى akan mengurniakan dia ilmu dan barulah dia dapat menjadi wali Allah سبحانه وتعالى. Ilmu itu yang akan memacunya dalam perjalanan menuju kepada Allah سبحانه وتعالى."

"Kita tidak mungkin boleh menjadi nabi, pintu kenabian sudah ditutup, pintu kerasulan sudah ditutup. Apa yang boleh kita niatkan kita cita-citakan adalah menjadi wali Allah سبحانه وتعالى. Seseorang yang berazam dan beramal dengan ilmunya untuk menuju kepada Allah swt dan mencapai maqam yang tinggi disisi Allah سبحانه وتعالى."

"Ianya adalah suatu yang terpuji dalam agama. Antara sifat wali Allah سبحانه وتعالى, apabila dia sudah mencapai maqam yang tinggi disisi Allah swt didalam hatinya tiada kotoran dan maksiat. Malah perkara-perkara yang makruh pon akan ditinggalkan, dijauhi olehnya. Para Wali Allah سبحانه وتعالى, orang orang soleh ini apabila dia terlupa melakukan perkara yang harus pon maka dia akan istighfar kepada Allah سبحانه وتعالى. "

"Bahkan, perkara yang harus itu apabila dia terlupa untuk niatkan dengan niat yang baik dia merasa rugi dengan masa yang berlalu itu tanpa diniatkan dgn niat yang baik dan diisi dengan perkara-perkara yang berfaedah. Dia merasa rugi dan takut masa yang berlalu itu akan ditanya oleh Allah سبحانه وتعالى nanti. Maka, Setiap niat yang baik itu meningkatkan maqam seseorang manusia disisi Allah سبحانه وتعالى. Menjadi dikalangan orang orang soleh wali Allah سبحانه وتعالى."

"Disebutkan As-Salihin itu adalah perilaku mereka yang baik yang menurut Allah سبحانه وتعالى mereka ini orang yang baik dan berhak mendapat redha Allah dan mendapat pujian daripada Allah. Mereka adalah wali-wali Allah سبحانه وتعالى. Orang-orang soleh itu adalah orang-orang yang melaksanakan hak-hak Allah dan hak para hamba-Nya."

"Kita menilai seseorang itu dia adalah orang soleh dengan kita melihat mereka dengan kita bersangka baik dengan mereka. Berdasarkan istiqamah mereka kepada agama, mengajak orang kepada kebaikan, tidak melanggar perintah Allah سبحانه وتعالى. Bahkan yang makruh pon cuba ditinggalkan. Didatangkan juga mereka dengan adab dan sunnah rasulullah ﷺ. Berdasarkan penilaian itu, kita nilai dia adalah orang yang soleh. Kita sangka baik."

"Tidak mungkin seseorang itu ingin menjadi orang soleh dengan seorang diri. Dia berkata, aku tak perlu berdamping dengan mereka. Aku boleh menjadi soleh seorang diri. Tidak mungkin seseorang itu ingin menjadi soleh jika dia tidak berdamping dengan orang soleh. "

"Dia tidak bergaul tidak rapat dengan orang soleh. Kerana orang-orang soleh itu mereka berdamping dengan orang orang soleh sebelum mereka. Begitu juga sebelum mereka berdamping dengan orang soleh sebelum mereka. Sehinggalah sampai kepada para sahabat berdamping dengan penghulu orang soleh Rasulullah ﷺ."

"Agama itu bergantung kepada siapa yang kita bergaul, kita berdamping kita bersahabat. Maka sentiasalah bersuhbah bersama dengan orang soleh. Jika tidak mampu seminggu sekali. Sekali, sekala. Kalau boleh sentiasa letakkan diri kita didalam majlis mereka."

"Supaya dapat menghidupkan hati kita yang mati. Melembutkan hati yang keras. Mencahayakan hati yang gelap. Bergaul dengan orang soleh dapat menghidupkan hati. Daripada orang yang jahat menjadi orang yang baik. Kerana orang solihin ini mereka mahir dalam bab hati. Mentarbiah hati. Melembutkan hati-hati manusia."

"Imam As-Syafie rah. Pernah berkata, aku mencintai orang-orang soleh walaupon aku bukan daripada kalangan mereka. Dan aku berdoa kepada Allah سبحانه وتعالى moga-moga aku digolongkan bersama-sama dengan mereka. Ini imam mazhab. Ulamak. Apatah lagi kita. Moga-moga Allah سبحانه وتعالى golongkan kita bersama-sama dengan orang soleh."

Ustaz Iqbal Zain Al-Jauhari.