● Untuk memunculkan ikhlas kita harus menghilangkan 2 sifat dari diri kita yaitu Riya dan Ujub
Riya adalah memperindah ibadah untuk makhluk. Kalau Riya ada didalam ibadah kita, kita tidak akan bisa ikhlas. Lalu ujub itu adalah berbangga-bangga dengan amal. Ujub itu bisa diartikan menyandingkan dengan jiwa yang lemah. Ujub adalah keadaan orang-orang yang sombong, yang takjub pada diri sendiri.
Semoga kita semua terhindar dari 2 sifat pembatal ikhlas ini, dan juga sifat-sifat buruk lainnya.
● Orang Beriman pada saat nikmat banyak, bahagia. Cobaan datang, tetap bahagia. Karena dia tau, cobaan pun datang untuk membersihkan dosa-dosanya. Kalau dosanya sudah bersih, cobaan itu meninggikan derajatnya.
Sungguh mengkhayal, kalau ada orang di muka bumi ini berbuat dosa lalu dia pikir tidak akan dihukum atau dia bisa menyembunyikan dosanya. Bagaimanapun antum mengemas rahasia itu, akan dibongkar oleh ALLAH.
Apapun yang dilakukan, baik atau buruk, ALLAH akan bongkar. Kalau baik jadi pelajaran buat orang, kalau buruk akan jadi pembersihan dosa dia kalau dia beriman atau bahkan mempermalukan dia supaya dia berhenti.
● Surga merupakan tujuan kekal yang diingini seluruh Muslim. Mereka berlomba-lomba dalam menyiapkan bekal agar lulus saat hisab dan dimasukan ke surga dengan Rahmat ALLAH .
Di antara kenikmatan di surga yang Allah dan Rasul-Nya telah perkenalkan pada kita adalah
1. Merasakan nikmatnya sungai susu, arak, dan madu, sebagaimana Allah Taala berfirman yang artinya, (Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamer (arak) yang lazat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring. (Muhammad : 15).
2. Mendapatkan isteri yang masih belia dan berumur sebaya, sebagaimana firman Allah yang artinya, ”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An Naba : 31-33).
3. Hidup kekal dengan nikmat lahir dan batin, sebagaimana Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Siapa yang masuk surga selalu merasa nikmat, tidak pernah susah, pakaiannya tidak pernah cacat, dan kepemudaannya tidak pernah sirna. (HR. Muslim).
4. Diberi umur muda, sebagaimana Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Ahli surga, berbadan indah tanpa bulu, matanya indah bercelak, umurnya 30 atau 33 tahun. (Shohihul Jaami).
5. Memandang wajah Allah yang mulia, sebagaimana diriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda, Jika surga telah dimasuki oleh para penghuninya, ada yang menyeru : Wahai penduduk surga, sesungguhnya Allah mempunyai suatu janji untuk kalian yang janji tersebut berada di sisi Allah, di mana Dia ingin menuaikannya. Mereka berkata : Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan timbangan-timbangan kami, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka? Beliau melanjutkan : Maka Allah menyingkapkan hijabnya (tabirnya), sehingga mereka melihat-Nya (wajah Allah). Demi Allah, Allah belum pernah memberikan sesuatu pun yang lebih mereka cintai dan menyejukkan pandangan mereka daripada melihat-Nya. (HR. Muslim).
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberikan Rahmat oleh ALLAH untuk bisa menjadi penghuni SurgaNya kelak.
● Sungguh ampunan ALLAH sangatlah luas bagi hamba-hambaNya yang bertaubat kepadanya. Saudaraku, seperti dalam surat Az- Zumar: 53-54, “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” Dalam tafsir Ibnu Katsir di dalam kitabnya, ayat tersebut merupakan seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat, baik dalam dosa kekafiran dan disa lainnya untuk bertaubat dan kembali pada ALLAH. Ayat tersebut memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali pada-Nya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagai buih di lautan (yang tak mungkin terhitung). Sedangkan ayat yang menerangkan bahwa Allah tidaklah mengampuni dosa syirik, itu maksudnya adalah bagi yang tidak mau bertaubat dan dibawa mati. Artinya jika orang yang berbuat syirik bertaubat, maka ia pun diampuni.
ALLAH mendorong hamba-hambaNya untuk segera bertaubat, jangan ditunda-tunda. ALLAH Ta’ala berfirman, “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar: 53-54). Maksud ayat ini adalah kembalilah pada Allah dengan berserah diri pada-Nya sebelum datang siksaan yang membuat mereka tidak mendapat pertolongan, yaitu maksudnya bersegeralah bertaubat dan melakukan amalan sholih sebelum terputusnya nikmat. Demikian uraian Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.
● Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Banyak orang tua yang tidak sadar tentang keberadaan anaknya. Maksudnya adalah kedudukan seorang anak bagi orang tua. Ayah sibuk mencari nafkah, Ibu sibuk dengan pekerjaan rumah, sehingga banyak orang tua yang tidak memberi masukan, nasihat, pelajaran yang sangat dibutuhkan oleh Anak saat usia pertumbuhan, sehingga tidak sedikit juga anak yang mencoba mencontoh dari orang-orang yang memang dekat dengan mereka, namun kita tidak mengetahui pelajaran yang diambil oleh si anak. Kita sebagai orang tua seharusnya sangat peka terhadap pendidikan anak dari kecil. Karena Anak kecil itu seperti kertas putih, yang siap untuk diberikan tulisan, warna-warna yang baik.
Anak merupakan amanah yang ALLAH berikan kepada orang tua untuk di didik dengan baik. Karena Anak merupakan ladang pahala bagi orang tua. Anak sholeh itu hasil dari kerja keras orang tuanya. Oleh karena itu, Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya anak tersebut tumbuh menjadi anak sholeh. Lalu anak tersebut menjadi sebab, yaitu orang tuanya masih mendapatkan pahala meskipun orang tuanya sudah meninggal dunia.
● Tugas manusia ketika mereka diciptakan di dunia ini adalah agar beribadah kepada Allah ta’ala. Manakala seorang hamba telah mengerjakan ibadah yang wajib, ia telah melaksanakan tugas sebagai manusia. Namun, untuk mendapatkan kecintaan dari Allah Sang Pencipta, hendaknya ia mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.
Derajat hamba yang hanya mengerjakan tugas dasar, tentu berbeda dengan hamba yang menambah dengan amal-amal yang diridhai Sang pencipta.
Semoga kita meraih kecintaan dari Allah ta’ala. Amin!
● Kematian hanya ditakuti orang-orang fasik (muslim tapi banyak dosa), dan juga orang kafir Orang Beriman tidak akan pernah takut mati. Mati adalah sebuah pintu untuk menuju ke kehidupan abadi, untuk mendapatkan janji-janji yang terbaik. Namun mengingat kematian adalah hal yang merupakan kewajiban seorang Muslim. Seperti sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan” (HR. An Nasai no. 1824, Tirmidzi no. 2307 dan Ibnu Majah no. 4258 dan Ahmad 2: 292. Hadits ini hasan shahih menurut Syaikh Al Albani). Yang dimaksud adalah kematian. Kematian disebut haadzim (pemutus) karena ia menjadi pemutus kelezatan dunia.
● Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Memilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam kemaksiatan.
Hendaknya kita menjaga diri kita, orang tua kita, pasangan halal kita, anak cucu kita, dari lingkungan yang dapat membuat kita menjauh dari ketaqwaan, dan kita mendekatkan diri dengan lingkungan yang mengajak kita untuk semakin cinta kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala.
● “Dari Ummu Salamah, istri Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Jika maksiat telah menyebar diantara umatku, Allah akan menurunkan adzab secara umum”. Ummu Salamah bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah di antara mereka ada orang shalih? Rasulullah menjawab: Ya. Ummu Salamah berkata: Mengapa mereka terkena juga? Rasulullah menjawab: Mereka terkena musibah yang sama sebagaimana yang lain, namun kelak mereka mendapatkan ampunan Allah dan ridha-Nya” (HR. Ahmad)
Bencana, kesusahan, pemimpin yang dzalim ataupun musuh yang menguasai wilayah itu Adalah karena Iman suatu kaum yang mengalami kemunduran. Bukankah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dapat memenangkan perang melawan pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak dari kaum Muslimin pada saat itu? Bukahkan sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, para Kulafaur Rasyidin dapat menyebarkan Islam ke Bumi ALLAH ini selagi kaum kafir lebih banyak pada saat itu? Itu semua adalah bukti Iman mereka kepada ALLAH Azza wa Jalla yang dapat menolong, membantu, dan memudahkan semua urusan Muslimin yang senantiasa menjaga hubungannya dengan ALLAH.
Mari kita bermuhasabah diri, melunakan hati, dan terus beristigfar kepada ALLAH, dan semoga ALLAH memaafkan kita semua, dan segera memudahkan kemenangan kita terhadap musuh-musuh Islam..