Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata: "Betapa sering aku berusaha membuatmu menyedari, tetapi tetap saja engkau tidak memahami masalahnya... “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka sungguh dia adalah orang yang terbimbing lurus (QS Al-A‛râf (7) :178).
“Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka sungguh tidak ada pemandu baginya (QS Al-A‛râf (7):186).
“Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada orang yang akan dapat menyesatkannya (QS Al-Zumar (39) : 37).
Nabi kita Muhammad saw. tetap berharap bahawa mereka yang telah tersesat bisa menerima petunjuk yang benar, dan beliau sangat menginginkan hal ini sehingga Allah mewahyukan kepada beliau: “Sesungguhnya engkau tidak bisa memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah-lah yang membimbing siapa yang dikehendaki-Nya (QS Al-Qashash (28) : 56).
Ketika itulah beliau saw. berkata: “Aku telah diutus untuk menawarkan petunjuk, tetapi (penerimaan) petunjuk itu tidak ada kaitannya denganku.
Dan iblis menyediakan godaan, tetapi penyimpangan dari jalan yang benar tidak ada kaitannya dengan dia.”
Adalah keyakinan yang kuat dari orang-orang yang mengikuti kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya saw bahwa pedang tidaklah memotong kerana sifatnya, tetapi bahawa Allah-lah yang memotong dengannya; bahawa api tidaklah membakar kerana sifatnya, tetapi Allah-lah yang menisbahkan sifat-Nya untuk membakar; bahawa makanan tidaklah menghilangkan rasa lapar dikeranakan sifatnya, tetapi Allah-lah yang menyandarkan Sifat-Nya untuk menghilangkan rasa lapar kita; bahawa air tidaklah menghilangkan rasa haus dikeranakan sifatnya, tetapi Allah-lah yang menghilangkan rasa haus kita dengannya.
Begitu pula dengan semua sarana material dalam berbagai bentuknya. Allah lah hakikat yang mengendalikan dan menisbahkannya, sementara sarana-sarana tersebut hanyalah alat/mazhar di tangan-Nya, yang dengannya Dia melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya.
Ketika Ibrahim a.s., sahabat khusus Allah, dilemparkan ke dalam api besar yang berkobar-kobar, dan Allah tidak menghendaki dia terbakar hangus oleh panasnya, maka Dia memperlakukan kepadanya keadaan dingin dan damai. Kita tahu, dari hadis shahih yang telah sampai kepada kita, bahawa Nabi saw pernah mengatakan: “Pada hari kiamat nanti, neraka akan berkata: “Lewatlah, wahai orang beriman, sebab cahayamu telah memadamkan kobaran apiku!”
Seorang budak mungkin perlu dipukul dengan tongkat, tetapi anggukan kepala dan jelingan mata saja sudahlah cukup untuk mengatakan kepada mereka isyarat apa yang diminta darinya.”
--Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir
Sumber : Ustaz Iqbal Zain.
No comments:
Post a Comment