Pages

Sunday, 8 January 2017

BAGAIMANA MENGECILKAN MASALAH YANG BESAR

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajah nya belakangan ini selalu tampak murung.

“Kenapa kamu selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.

“Guru, kebelakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.

Sang Guru tersenyum. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.”
Si murid pun beranjak perlahan tanpa semangat. Dia laksanakan permintaan Guru nya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

“Cuba ambil segenggam garam, dan masukkan kedalam segelas air itu,” kata Sang Guru. “Setelah itu cuba kamu minum airnya sedikit.”
Si murid pun melakukan nya. Wajahnya kini berkerut kerana meminum air masin.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.
“Rasanya masin, dan perut saya jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.
Sang Guru tersenyum melihat wajah muridnya yang berkerut kemasinan.
“Sekarang kamu ikut aku.” Sang Guru membawa muridnya ke tasik di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke tasik.”

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke tasik, tanpa bicara.

“Sekarang, cuba kamu minum air tasik itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir tasik.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air tasik, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air tasik yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepada nya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar, segar sekali,” kata si murid. Tentu saja, tasik ini berasal dari aliran sumber air mata air di atas gunung sana.

Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air tasik ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulut nya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”
“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi.

“Nak ,segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah disusun atur oleh ALLAH, sesuai untuk dirimu.

Jumlahnya tetap, sebegitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”
Si murid terdiam, mendengarkan.

“Tapi Nak, rasa ‘masin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya qalbu (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu (hati) dalam dadamu itu jadi sebesar tasik.”

Demikian kisah yang membawa seribu pelajaran sehingga ada ulama yang mengatakan bahawa luaskan hatimu seluas lautan, dicampak dengan pelbagai kebusukan(cacian,tohmahan,celaan,gangguan dll) maka ia tidak menjejaskan air laut bahkan air laut itu yang menyingkirkan segala kebusukan.

Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment